The miracle of seven arumdaun*) girls… *) beautiful…

“JANGAN ADA DUSTA ANTARA KITA”

by: Moed Chuterz

*Behind the Scene*

the result of MC’s magazine interviewed with the author and the cast of FF “JADAK (Jangan Ada Dusta Antara Kita)”

Interview with Moed Chuterz:

  1. T: Maaf, Mbak mengganggu. Langsung saja. Apa yang anda rasakan selama proses pembuatan FF ini?

J: Ya, tidak apa-apa. Saya sangat senang.

  1. T: Adakah halangan dan rintangan yang anda alami?

J: Sangat banyak.

T: Apa saja itu, Mbak?

J: Rahasia…

T: *aishh. Sok lu!*

  1. T: Bagaimana tanggapan orangtua anda setelah tahu bahwa FF yang anda buat mendapatkan peringkat pertama di chart Orikon FF?

J: Mereka sangat bangga dan berniat untuk mengirim saya ke FF university agar dapat membuat FF yang lebih ‘wah’ lagi. Saya sangat senang, Mbak!! Mbak!! Mbak!! *mengguncang-guncang bahu si Mbak*

  1. T: Apa harapan anda pada orang-orang yang belum membaca FF JADAK ini?

J: Mau gaul, baca FF JADAK.ul…

  1. T: Terimakasih atas waktu anda. Silakan jika anda ingin mempromosikan diri anda!

J: Iya sama-sama…

T: Promosinya, Mbak!

J: Pilihlah saya di chart Orikon FF selanjutnya!!!!! Annyeeeoooonngggg…. Mmuach ❤

Interview with other cast:

  1. T: Minjee, mengapa author memilih anda sebagai pemeran utama kedua?

J: Mungkin karena aku adalah teman sebangkunya…

Author tiba-tiba nongol: Wong dia nyogok!

Minjee: *membekap author*

  1. T: Bunny, apa sebenarnya peran anda di FF ini?

J: Peran saya sangat penting!! ><

  1. T: Sue, bagaimana kabar Junsu?? *eh??!!*

J: Akh~ *tersipu* dia baik-baik saja…

  1. T: Jaejoong, reader tidak setuju author merubah gendermu. Bagaimana denganmu?

J: Aku setuju-setuju saja…

Latte tiba-tiba nongol: Jaeeee *meluk Jae* Aku tidak setuju!!!

J: Terserah…

  1. T: Latte, kau siapa?

J: *menabok interviewer* Keep your mouth!! *membawa Jae pergi*

  1. T: Sungmin, selamat. Anda mendapat rating tertinggi dari reader sebagai cast terfavorit.

J: Wahhh… Senangnya!! Hadiahnya???

  1. T: Kyuhyun, e.l.f langsung emosi setelah mendengar anda menyanyikan lagu Kangen Band. Tidakkah anda mendengar berita bahwa e.l.f di Indonesia memborong kaset Kangen Band karena mereka pikir anda telah menggantikan posisi Andhika.

J: Sebenarnya… Saya lipsynkkkkkkkkk!!!!!

  1. T: Heechul, peran anda cukup penting di sini. Apa yang akan anda katakan?

J: Tetap dukung terus FF ‘the miracle of 7 arumdaun girls’ ini… Hwaiting!! *dipeluk author*

  1. T: Siwon, *mencari kertas pertanyaan di dalam tas* haduh maaf Siwon. Tampaknya tak ada pertanyaan untukmu

J: *tertunduk dan pergi*

J: Tunggu, Won!

J: *tersenyum dan kembali dengan riang gembira*

T: Anda terlihat bodoh di FF ini!

  1. T: Kangin, anda bentul-betul perkasa di FF ini. Bagaimana sebenarnya kamera itu bisa menjadi biscuit?

J: Saya berguru pada Mister Limbad selama dua hari untuk memperkebal tangan saya *do bisep n trisep*

  1. T: Yesung dan Ryeowook, kalian benar-benar masih normal khan?

J: *menabok kepala interviewer*

  1. T: Junsu dan Yunho, kalau kalian?

J: *kabur tanpa berkata apa-apa setelah menabok kening interviewer*

  1. T: Vito dan Aviccena, selamat! Anda mendapatkan cek senilai 3000 won sebagai pemain figuran terfigur!!!

J: Iyo tu??! Selamat yo!!

Source: www.MCmagazine.com

Translation: maknyos@mcmagazine.com

Speial thanks: topmarkotop@mcmagazine.com

Credits: MCmagazine.com

Indo trans: mutiarafajar@ff.com

Feel fre to repost but please leave the full credits intact. Thanks! COMMENTT!!!!

NB: get the PV FF JADAK and NG behind the scene in youtube. Thanks!!

JADAK [PART 3]

Posted: September 10, 2010 in fanfiction, Jangan Ada Dusta Antara Kita

=============================================================

The miracle of seven arumdaun*) girls… *) beautiful…

Title                 : Jangan Ada Dusta Antara Kita (JADAK)

Rate                 : Over High *no one can compare*

Genre              : Comedy, Horror, Romance, Funtastic, so on

Author             : Moed Chuterz

Cast                 : Moed Chuterz as Ara and friends

Note                : Kyaa!! Kyaa!! Kyaa!! *spechless*

Message          : Don’t forget to leave the comment, before read the next part!!

SEASON IDUL FITRI a.k.a THREE

Malam minggu! Malam paling panjang bagi sepasang muda-mudi yang tengah dimabuk asmara.

Di rumah Minjee…

Bunny             : Apa kata Umma Ara?

Minjee             : *meletakkan hpnya di atas meja* Ara belum juga pulang. Tapi ada yang janggal! Pas Umma ngomong, seakan gak kehilangan Ara

Sue                  : Gak boleh suuzon gitu, Min. Mungkin Umma gak mau menampakkan rasa cemasnya. Bisa aja kan habis nutup telpon Umma langsung loncat dari balkon…

Minjee             : Heh! Kamu tuh… Ok Ok! Now, mari kita susun rencana penyergapan TKP esok hari *semangat 45*

Jaejoong          : Min, emang kamu udah tau dimana Ara?? *nada sindiran*

Minjee             : Hehehe… Tapi pokoknya, kita susun saja dahulu!!

All                   : *wajah cemo’oh* Okelah…

Jaejoong          : Eh, ngomong-ngomong kalian udah tau kalo Sungmin lagi ada masalah

Sue                  : Masalah apa??

Jaejoong          : Itu, tentang Kyuhyun. Kita mesti nolongin dia

Bunny             : tapi kan masalah Ara belum kelar. Ini lebih penting, Jae! [Ara: wahhh~ teman! Kalian sangat perhatian padaku] [Sungmin: Huwee! T0T]

Jaejoong          : Okelah… *tertunduk*

Latte                : *menepuk pundak Jae, tapi ingat! Disini, Jae dan Latte adalah sama, yaitu cewek!* Ntar aku bantuinnn…

Mol Mangga Muda menjadi saksi pertemuan dua insan yang akan atau sedang atau tidak dimabuk asmara malam ini. Masih di ice cream café tempat tragedy lupanya Sungmin membayar ice creamnya…

Sungmin          : Kyu… *menunduk* aku…

Kyuhyun         : *hidung kembang-kempis* Nee…

Sungmin          : Entah kenapa tiba-tiba perasaanku berubah tentangmu

Kyuhyun         : Berubah?!

Sungmin          : Iya, jantungku selalu berdegup malam ini. Aku gak tau kenapa

Kyuhyun         : Mungkinkah kau membalas cintaku? *backsound: Kangen Band – pujaan hati. Tapi, lirik “mengapa” diganti jadi “mungkinkah” dan hilangkan kata “tak” nya. Sehingga menjadi: Mungkinkah kau membalas cintaku??? [nadanya maksa]*

Sungmin          : Sepertinya… *semakin tertunduk dan memerah*

Kyuhyun         : *perlahan tapi pasti menggerakkan tangannya mendekati tangan Sungmin*

SUDDENLY…

Ara                  : *berlari tergopoh-gopoh* Kyu!!! I did it!! Alur FF nya telah ku ubah!!!

Min                  : MWO??! *tercengang* FF??!

Di rumah Minjee…

Minjee             : Ara, tell us the truth!! Kemana saja kamu?? *berdiri di depan Ara yang duduk terpojok*

Sungmin          : Dan apa maksud ini semua?? *mengangkat-angkat FF ara*

Jaejoong          : Iya, kenapa nama kami ada disana?

Latte                : He eh, meskipun peranku Cuma sedikit… *tertunduk dan kali ini Jae yang menepuk pundak Latte. Tapi ingat!*

Ara                  : Bukan begitu… *in heart: sepertinya terjadi kesalahan teknis. Adegan ini sepertinya tak ku tulis di FF*

Sue                  : Lihat! Semua orang peduli padamu!

Ara                  : Baik-baik… *mengangkat tangan ala Siwon* Akan ku jelaskan. Ini semua ulahnya Kyuhyun yang mau Sungmin nerima dia

All                   : *look kyu yang… kabur!! Tapi berhasil dicegat kangin*

Ara                  : Jadi, Kyu nyuruh Heechul bawa aku ke rumahnya dan minta aku ngerubah alur FF supaya Sungmin mau nerima cintanya

Sungmin          : Kyu… *menampar Kyu* Kamu jahat. Aku gak akan pernah mencintai orang sepertimu… *kabur ke kamar Minjee dan mengurung diri*

Kyuhyun         : *gedor-gedor pintu kamar* Min, maafkan aku! Aku gak bermaksud. Aku Cuma ingin kau mencintaiku. Itu saja… Min, buka pintunya!! *tersandar pada pintu dan terduduk lemas. Air mata telah mengalir* Bodoh! [backsound: Kangen Band – Pujaan Hati]

Kyuhyun         : Mengapa kau tak membalas cintaku?? Mengapa tak kau abaikan rasaku? Ku ingin engkau menjadi milikku. Lengkapi Jalan cinta hidupkuuuu…. [gak kebayang Kyuhyun nyanyi lagu Kangen Band]

All                   : *makan popcorn seakan menonton drama korea*

Back to the problem!!!

Minjee             : Kenapa kau mau saja diperintah Kyuhyun? Apa imbalannya?

Ara                  : Mianhae, semua… Katanya, dia mau beliin aku tiket sushow di Malaysia… Aku tau aku salah! Tapi aku tergiur dengan imbalan itu. Aku ingin melihat Eunhyuk Oppa bernyanyi untukku *menerawang ke atas* Tapi, chingu… Terimakasih. Karena kalian perhatian padaku. Dan aku minta maaf… Jeongmal mianhamnida…

All                   : Hoooo~ *bergantian menabok kepala Ara*

Ara                  : Aisshhh!! *mengelus-elus kepalanya* Buseet!!

Untunglah semua mau memaafkan Ara. Tapi dengan satu syarat, selama satu bulan kedepan Ara harus nolongin Pak Kojek buat nyapu kelas!!! Pasti sehabis itu, Kepala Sekolah langsung memberikan award padanya sebagai “Siswi paling berpartisipasi di sekolah”. Ck…ck…ck…

Ara                  : What the h***!!!!! *jedotin kening ke dinding*

Benjol membawa berkah! Ara mendapat ide brilian. Sangat brilian!!

Ara                  : *menghapus bagian FF yang menjadi trouble maker* Sip!!

Waktu pun surut. Kehidupan dimulai kembali dari sudut Mol Mangga Muda

Kyuhyun         : Mungkinkah kau menyukaiku?? *bling-bling eyes*

Sungmin          : Sepertinya…

Kyuhyun         : *perlahan tapi pasti menggerakkan tangannya mendekati tangan Sungmin* Sungminnie~

Sungmin          : Nee…

Kyuhyun         : tatap mataku…

Sungmin          : *menatap Kyu dengan Deep feeling*

Kyuhyun         : Saranghae…

Sungmin          : Saranghae…

Ara                  : Hai hai… Cie… cie… *datang tanpa membawa FF pastinya*

Sungmin          : Ara??!! Kemana saja kamu???

Ara                  : *duduk di samping Sungmin. Kyuhyun sudah mengambil ancang-ancang* Anniyo~ aku tadi emang ke sekolah. Tapi rokku keciprat Lumpur di dekat sekolah… Aku buru-buru ke laundry, tapi disana ramai sekali, terpaksa aku ngantri. Mian membuatmu cemas…

Sungmin          : Gak pake alas an! Ayo kita ke rumah Minjee sekarang!! *narek lengan Ara*

Ara                  : Mwo??! *in heart: Omo~ kenapa kayak begini lagi??*

Kyuhyun         : Mian Ara, Min. Aku pamit dulu!! *kaburrr*

Ara                  : KYYYUUUUUU!!!!! *digiring ke mobil Sungmin*

…the end…

…c u in the next story about “The Miracle of 7 Arumdaun Girls”…

Annyeoonggg!!!!

——————————————————————————————————-

JADAK [PART 2]

Posted: September 10, 2010 in fanfiction, Jangan Ada Dusta Antara Kita

=============================================================

The miracle of seven arumdaun*) girls… *) beautiful…

Title                 : Jangan Ada Dusta Antara Kita (JADAK)

Rate                 : Over High *no one can compare*

Genre              : Comedy, Horror, Romance, Funtastic, so on

Author             : Moed Chuterz

Cast                 : Moed Chuterz as Ara and friends

Note                : Kyaa!! Kyaa!! Kyaa!! *spechless*

Message          : Don’t forget to leave the comment, before read the next part!!

SEASON RAMADHAN a.k.a TWO

Jam istirahat dan sholat Zuhur… Di Mushalla kebanggaan SMU 1 Payakumbuh. Tepatnya di bangunan tingkat dua yang baru… Tentunya masih betebaran para tukang… Mengecat dinding mushalla… Tentunya, Da Pul turut serta membantu… Oh Da Pul, sungguh besar jasamu…

Minjee             : Kalian tau gak Ara kemana? *mondar-mandir. Yang lain pada duduk*

All                   : *geleng*

Bunny             :  Lu pan teman sebangkunya, Min!

Sue                  : Iya nih… Mestinya kan kamu yang lebih tau…

Sungmin          : Iya nih…

Jaejoong          : Iya nih…

Latte                : Iya nih…

Da Pul             : Iya nih…

All except DP : ASTAGFIRULLAHHAL’AZIIIMMM!!!

Da Pul             : Kalian ngapain disini?? Sekarang juga, keluaaarrr!!! *Da Pul berkuasa mode: on*

All                   : *ngacir*

Di kelas, kebetulan Pak Kojek belum bunyiin bel. Sehingga mereka melanjutkan pembahasan yang sempat tertunda tadi di meja Bunny.

Minjee             : *nelpon Ara* Lama banget tanteku ngomong.

Bunny             : Tante lu??

Minjee             : Iya! Coba lu nelpon, pasti tante lu juga berkoar-koar

Bunny             : Oo~ Eh??! *sepertinya telah paham* Enak aja! Orang pulsa gua masih banyak

Minjee             : Aish~ diem… diem… Nyambung nih!

All                   : *merapat ke Minjee*

Minjee             : Yeobseo… Ara iki?

Someone         : Anniyo~ Ini Umma nya Ara

Minjee             : Umma, Ara kenapa gak masuk?

Umma             : Mwo??! Tadi pagi Ara pamit ke sekolah *panic at the house*

Sue                  : *merebut Hp dari Minjee* Tapi Umma, Ara gak ada

Bunny             : *merebut Hp dari Sue* Iya Umma!

Sungmin          : *merebut Hp dari Bunny* Iya Umma!

Jaejoong          : *merebut Hp dari Sungmin* Iya Umma!

Latte                : *mau merebut Hp dari Jaejoong tapi Minjee keburu merebut Hp* *in heart: aku belon ngomoooonggg!!!!*

Minjee            : Ssstt… Nanti Da Pul datang lagi kalo kita ngomongnya kayak gini *menekan loudspeaker* Umma, Ara ada bilang sesuatu gak sebelum pamit?

Umma             : Ngg… Anniyo. Eh, ada!

All                   : Apa itu, Umma??

Umma             : Ara bilang kalo dia mau ke rumah pelatih basketnya si Harkel… [ceritanya si harkel jadi Hyung nya Ara. Khekhekeh… khayalan tingkat tinggi banget. Ngebayangin Harkel 18 tahun kemudian…]

Minjee             : Siapa itu, Umma?

Umma             : Ke rumah… Pelatih Wu Chun…

Sepulang sekolah, tentunya setelah ceramah panjang nan membosankan yang disampaikan oleh Pak Uka-Uka, Minjee, Bunny, Sue, Latte, Jaejoong, [tanpa Sungmin karena ia harus ke ruang make up bersiap-siap untuk take di tempat lain], bergegas menaiki odonk-odonk (read: angkot). Untunglah Pak N73 supirnya. So, the odonk-odonk can go faster… meninggalkan SMU 1 nan tacinto.

Sesampainya di rumah Ara…

Dan mereka telah disuguhi teh es dan cemilan

Minjee             : Umma, boleh minta alamatnya Pelatih Wu Chun gak?

Umma             : Gak usah pake alamat, rumahnya disebelah kok [seandainya…*author mimisan* ]

Bunny             : Sebelah kanan apa kiri, Umma?

Umma             : Di sebelah kanan yang pagarnya warna ijo

Minjee             : Oh, nee. Umma, gomawo. Kami pamit dulu…

Umma             : Iya

All                   : Annyeong, Umma…

[move to second camera, huactiooonn!!!!]

location : Mol Mangga Muda Town Square

Di salah satu pojok ice cream café

Sungmin          : *menatap foto Kyu yang berhasil didapatnya dari Jaejoong* Kyu…

Junsu               : Huuwwaaa!! Nah, ketahuan!!

Yunho             : Cie… Cie… *duduk disamping Sungmin*

Sungmin          : Kalian ini. Datang-datang ngagetin aja… *memasukkan hpnya ke dalam tas dan menyeruput strawberry funny ice creamnya* Ngomong-ngomong, darimana kalian?

Yunho             : Anniyo~ Cuma jalan-jalan dan melihat kaset baru

Junsu               : *memanggil waitress dan melihat list menu*

Sungmin          : Oppa~ *memeluk Yunho* Huweee!!! T^T

Junsu               : *tercekat! Buku list menu jatuh perlahan. Aura-aura kegelapan menjadi background Junsu saat terngang menatap kejadian itu* STOOPP!!

Sungmin          : *melepas pelukannya* Mianhae, aku lagi sedih…

Jun ‘n Yuno    : *merapat ke Sungmin* Ada apa? Tentang Kyu??

Sungmin          : Nee…

Yunho             : *mencolek Junsu dan berbisik* Saatnya kita beraksi, Jun

Sungmin          : *menggenggam ujung bajunya* Kyu nembak aku…

Yunho             : Lha?! Kok sedih?

Sungmin          : Soalnya, kem… *ringtone hp Sungmin berbunyi* Sebentar ya… *beranjak* yeobseo…

Minjee             : Gawat, Min!! Ara!! Lo harus ke rumahnya sekarang!!

Sungmin          : Oh, nee. Tunggu aku! *bergegas keluar dari cafe*

Yunho             : Min, ceritanya???

Sungmin          : Besok, di sekolah!! *menghilang di keramaian*

Yunho             : Ah, sial…

Junsu               : *menelpon Kyu* Annyeong, Kyu. Kami tadinya hampir berhasil. Tapi Sungmin tiba-tiba pergi… Tapi dia janji bakal cerita besok! Tenang saja, Bro

Kyu                 : Ya sudah kalo begitu. Aku lagi sibuk. Annyeong… *tut tut tut*

Junsu               : Ikh, gak sopan. Maen putusin aja. Cabut yuk, Yun!

Yunho             : Hm… *beranjak dari kursi*

Waitress          : Mas… mas… tunggu!

Yunho             : Ada apa, Mas?

Waitress          : Mbak yang tadi belum bayar esnya *menyerahkan bill*

Jun ‘n Yuno    : *double extra sigh* Aisshhh!!

Sungmin telah sampai di kediaman Ara…

Sungmin          : Jeongmal mianhamnida, aku gak bisa ikut tadi

Sue                  : Ya sudah, Min. Yang penting sekarang kita harus menemukan Ara

Sungmin          : Omo, aku lupa! *menelpon Yunho*

Yunho             : Annyeong, tenang, Min! udah ku bayar kok. Tenang aja *dengan intonasi sungguh tak ikhlas*

Sungmin          : Ahaha~ Mian… By the way, khamsahamnida ^w^

Sementara itu, masih di mol kebanggaan kita, Mol Mangga Muda…

Yesung            : Wookie, makasih ya udah nolongin Hyung *ngasih Wookie dua bungkus chunky bar*

Wookie            : Wwaahh… Gomawo, hyung! *meluk Yesung*

Yesung            : Psstt… Take fotonya sekarang! *nabok kepala Siwon*

Siwon              : Sii,… Sip, Bos!

CKLIK!

Heechul           : Bagoooss, Won. Nyok kita kesono!

Siwon              : *mengikuti Heechul dari belakang*

Heechul           : Huuwwwaaa, homreng!! Huwwwaaaa, haram oi haram! *teriak-teriak gj sehingga orang-orang disekeliling mereka menatap heran* Gossip heboh nih!!

Sung ‘n Wokie: *bergegas melepas pelukan dan berdiri menjauh*

Heechul           : Ahhaha~ ternyata dugaan gue selama ini benar adanya! Huahaha~ gossip baru gossip baru

Yesung            : *meluk kaki Heechul* Engga, Chul! Ini Cuma salah paha,

Wookie            : *meluk kaki Heechul yang satu lagi* Iya, Chul! Hyung Cuma ngasih ucapan terimakasih!!

Heechul           : *menghentakkan kedua kakinya* Eh, eh, lepasin! Percuma ngejelasin panjang lebar. Wong buktinya udah ada. Ya kan, Won! *melirik kebelakang* Won, won!

Kangin            : Lu nyari ini? *memutar-mutar tali kamera digital Siwon*

Heechul           : *melotot dan perlahan-lahan memutar kepalanya ke sumber suara* Omo~

Sung ‘n Wokie: *melepas kaki Heechul dan berdiri di belakang Kangin* Kangin, helep!!

Kangin            : Kalo lo mau ni kamera balik lagi, lu mesti kasih tau dimana Ara

Heechul           : Gue gak tau menau!! *mundur beberapa langkah*

Kangin            : *majumendekati Heechul dan menarik kerah baju Heechul* Bilang gak!! Gue tau lo yang nyulik Ara

Heechul           : *menggigit bibirnya* Ngg, hei itu Gem Jandi!! *melambai-lambai*

Kangin            : *tersenyum dan melirik ke belakang*

Heechul           : *ngaciiiiirrrr*

Kangin            : HUUWWWAAAA!!! SIALLL!!! *merebuk kamera Siwon dengan sebelah tangannya menjadi seperti biscuit yang hancur [ingat cerita di bahan ajar English. Khekeheke]*

Siwon              : *mengintip dari balik pot dengan penuh uraian air mata* Kame ku…

Sung n’ Wokie: Yiipee!!! Hidup Bos Kangin!!! *meluk kangin dari dua arah yang berlawanan*

Langit sudah menguning, Matahari mulai mencondong ke barat . Akan tetapi sang wanted a.k.a ara belum berhasil ditemukan. Apakah benar tuduhan Kangin bahwa Heechul yang menculik Ara? Lalu, mengapa harus Kangin? Kenapa bukan Eunhyuk saja yang menolong Ara! [maunya… *author dead*] Bagaimana dengan kisah cinta Kyuhyun dan Sungmin serta Junsu dan Yunho yang berusaha mengetahui penyebab Sungmin tak membalas cinta Kyuhyun? Serta nasib ke enam gadis belia sahabat Ara??? [edan euy!! Ribet pisan…]

Someone         : Ni vanilla ice cream pesananmu!

Ara                  : Wahh *blink-blink eyes* Khamsahamnida!! *langsup melahap es*

Someone         : Nee~ yang penting hasil kerjamu memuaskan! Aku telah menelpon keluargamu…

Ara                  : Arrassooo…

continued to season three…

——————————————————————————————————

JADAK [PART 1]

Posted: September 10, 2010 in fanfiction, Jangan Ada Dusta Antara Kita

The miracle of seven arumdaun*) girls… *) beautiful…

Title                 : Jangan Ada Dusta Antara Kita (JADAK)

Rate                 : Over High *no one can compare*

Genre              : Comedy, Horror, Romance, Funtastic, so on

Author             : Moed Chuterz

Cast                 : Moed Chuterz as Ara and friends

Note                : Kyaa!! Kyaa!! Kyaa!! *spechless*

Message          : Don’t forget to leave the comment, before read the next part!!

SEASON NEW YEAR a.k.a ONE

… flashback…

27 Desember 1991 l kursor

Pagi menjelang. Sedari tadi ayam telah berceloteh membangunkan setiap insan. Entah sadar atau tidak. Sinar mentari pagi menembus ventilasi, menerangi kamar seorang gadis blasteran Padang – Payakumbuh. [A-A]

Ara      : OAAAHHMM!! *mengucek mata dengan lembut* Ups, ada tahi!

Di sekolah…

[sebagai temannya Ara, saya comot anak-anak Suju ama DBSK and some mystery guests lainnya, @ Anindya: hahaha, saya culik percakapan awal ff kita!!]

Kyuhyun         : Lepasin!! Jangan ganggu ah~ *nangis bombay*

Junsu               : Akh~ Lebay lo, Kyu! Gitu aja nangis… Udahlah, lupain aja dia

Kyuhyun         : Tapi gak bisa, Bro!

Yunho             : Tapi percuma kalo lo yang jadi tersiksa kayak gini… *leader berkata*

Junsu               : Yo’i, kami bakalan Bantu elo kok

Kyuhyun         : Kalian gampang ngomong. Ga ngerti gimana perasaan gue yang ancur. Kalian kan saling mencintai [???]

Junsu               : Eh?! Sapa yang bilang gitu hah??! Gosip apaan tuh!! *’apaan tuh!!’ Jaja Miharja tiba-tiba nongol*

Yunho             : Iya ni, gue masi normal! Still a gentle… [*do bisep and trisep ^o^]

Kyuhyun         : Heechul hyung yang bilang… X )

Jun n Yun        : HEECHUL??!! [imagine the backsound in sinetron Indonesia]

Yunho             : *melabrak Heechul yang lagi nyontek PR Yesung* Hoi, Chul! Apa-apaan kau ini! Bukannya nolongin Kyu, malah ngegosip!

Heechul           : What’s up?? To the point aja! Gue sibuk! *baca: nyalin PR*

Yunho             : Gosip tentang kami!! *merangkul Junsu*

Junsu               : *dengan sigap mendorong Yunho dan mengambil ancang-ancang* Hohoho, jangan macam-macam lu!

Yunho             : *bergidik jijay* Ueek!! Ikh~

Heechul           : Ahaha~ ada-ada saja kalian. Gak penting banget. *menabok kepala Yesung* Yang ini mana jawabannya??

Yesung            : Amp… Ampuun Bos. A… akku gak tawwuu… *hampir mewek*

Heechul           : *dengan senyum sinisnya merobek buku PR Yesung*

Yesung            : *dengan mata berlinang air menatap Heechul merobek buku PR nya* Ommo~ [TOT] Huwweeee!!! Wookiee~ *hugs Wookie*

Wookie            : Tenang… bikin ulang lagi aja. Aku bantuin deh…

Yesung            : Beneran?? *bling-bling eyes penuh harap*

Wookie            : *ngangguk2*

Yesung            : Huwwaaa… Terimakasih!!! *berusaha mencubit pipi Wookie* Ihk, mana sih pipimu? *keukeuh nyubit*

Wookie            : *mendorong Yesung* Hyung jahaaat… *lari ke luar*

Yesung            : Wookiee… Miaaannn… Gimana Prku??? *berlari mengejar Wookie*

[gak penting banget! Mari kita tinggalkan dua bocah imut-imut itu. Kita kembali pada si cantique Heechul… apakah yang sedang beliau lakukan??]

Heechul           : *masih mencari mangsa* Heh lu! Pinjem PR!!

Kangin            : *bangkit dari bangku dan menyingsingkan lengan bajunya* APAAN LO??!! Gue belon seleseee!!

Heechul           : Ammpuunn!!! *ngacir*

Junsu               : Hei, Chul! Masalah kita belum kelar…

Heechul           : Akh~ berisik! Lagi sibuk nih *karasak-krusuk nyari mangsa lain*

Junsu               : *sigh* Eh, Yuno. Emang kita ada PR apaan?

Yunho             : Pabbo, lu! Kimia, dodol. Gak bikin lu ye??

Junsu               : OMAIGOD SUN!! OMAIGOD SUN!! Napa gak bilang sedari tadi? Pinjem PR lo donk! *smile*

Yunho             : Lagi-lagi… *berjalan ke mejanya n ngasih buku PR ke Junsu*

Junsu               : Oh~ Khamsahamnida… You are the best! *secepat kilat nyalin PR*

Yunho             : Lo pasti juga lupa, kalo nanti kita kan juga kuis… *menyeringai*

Junsu               : *terhenti menyalin dan menatap Yunho diiringi kedua tangannya yang menempel di dagu* Yuno… *Junsu tersenyum picik. Sungguh picik!*

Yunho             : Lagi… Lagi… *menghentakkan kakinya ke lantai*

[gak penting lagi! Kita suruh saja Pak Kojek untuk membunyikan bel… Niuuungggggg…. Yak! Pelajaran pertama dimulai…, yakninya K.I.M.I.A]

Buk Ana          : *mengambil buku absen* Sekarang tanggal 27 *mencari nama murid yang berada pada nomor absen 27. Semua murid H2C* Kyuhyun! Kerjakan nomor 1!! Sekarang bulan 12. Aviccena!! Nomor dua! Dan nomor tiga, ngg… kamu sajalah Siwon

Kyuhyun         : *melangkah dengan PD dan melirik Sungmin* [mian Umin! Saya merubah gendermu disini] *in heart: aku pasti bisa!*

Jaejoong          : [mian Jae. Saya juga merubah gendermu. Supaya tak ada cinta antara kau dan si Lattestraw *digilas Latte dg motor MIO SEOULnya*]

Sungmin          : I don’t care! *memperhatikan Kyu dengan seutas senyuman di sudut bibirnya* [cuit… cuit… muna lu, Minnie!]

Kyuhyun, Aviccenna, dan Siwon telah selesai menulis jawaban mereka tanpa halangan dan rintangan yang berarti.

Buk Ana          : *memeriksa jawaban, sesekali geleng-geleng garuk-garuk* Aviccenna, ini kenapa kayak gini! Jalannya salah, kok hasilnya betul??

Vito                 : Ooo~ Kitiang!!

Avis                 : Mangaa~ den?? *dengan suara cemprengnya*

Tiba-tiba Pak Bule masuk… [mengingatkan saya pada tragedy beberapa minggu yang lalu]

Pak Bule          : *sambil menenteng buku absen* Ada yang gak masuk??

Semua             : NIHHILL!!

Ara                  : [HUWWEE!! Saya tak hadir, Chingu. Tegannya!]

Minjee             : Pak , tunggu! *mencegat Pak Bule yang hendak keluar* Pak, dengarkan saya, Pak! Dengarkan!

Pak Bule          : Iya-iya. Apa?

Minjee             : Ara, Pak! Ara!!

Pak Bule          : Iya, what’s wrong?? *mukanya udah memerah*

Minjee             : *dengan puppy eyes* Ara… Alfa, Pak!

Pak Bule          : PLETTAKK!! *pigment bulenya berkurang drastis*

continued to season two…

——————————————————————————————————-

PART 5 END

Baru tiga hari Hae Joong dan Dara tinggal di istana, mereka telah diusir Raja Hyun Joong. Tepat seperti dugaan Jae Joong, Raja Hyun Joong begitu geram dengan sikap Hae Joong yang dingin dan mulunya yang kasar. Tapi, sebelum pergi, Raja Hyun Joong memberikannya sebuah kalung berlian putih berbandul kepala namja dan yeoja. Untunglah kali ini Hae Joong benar-benar tersenyum tulus karena tiba-tiba ia sedih mengingat apa yang dilakukannya pada Jae Joong waktu itu. Setelah beribu kali bujukan dari Dara, akhirnya Hae Joong telah bertekad untuk meminta maaf pada Jae Joong.

Heechul mengedip-ngedipkan matanya. Kemudian mengucek-nguceknya saking tak percaya pada apa yang dilihatnya. Ia memanggil Wyoung yang sedang menjemur pakaian di halaman belakang.

“Wyoung!!! Wyoung!!!! Dara sama Hae Joong kembali!!!!!!!!!!!!!! YIHHHAAAA!!!! DARAAKUUUU!!!!” teriak Heechul sambil mencium-cium pipi Wyoung.

“Aish.. apa-apaan kau!! Lepas!! Najis!!”

Heechul menarik tangan Wyoung dan pergi ke teras depan. Wyoung tak kalah tak percayanya. Ia tersenyum sambil berteriak memanggil Hae Joong. Mereka joget-joget tak karuan dan akhirnya melintas menuju rumah Dara.

“Kenapa dia kembali??!! Sial!!” Jae Joong menutup tirai jendela.

***

Dara mengajak Heechul dan Wyoung untuk makan-makan di toko es krim Kyuhyun malam ini untuk merayakan kepulangannya. Mendengar ajakan itu, Heechul dan Wyoung kembali berjoget-joget tak karuan di ruang tamu rumah Dara. Mereka sungguh bahagia luar biasa. Akhirnya kencan juga, batin mereka.

“Jangan lupa ajak juga Jae Joong Oppa ya… Karena Onnie ingin mengatakan sesuatu padanya.” Dara melirik Hae Joong yang tengah termanggu.

“Baiklah. tapi, Hae Joong, kau tidak menembaknya, kan??” Wyoung terhenti dari jogetannya.

“Kalau iya, memangnya kenapa?” ia tersenyum ketus.

Dara menyikut Hae Joong, “Onnie, kau sudah berjanji akan merubah gaya bicaramu.”

Hae Joong tak menghiraukan. Ia bangkit dan berlalu masuk ke dalam kamar. Ia menghempaskan tubuhnya dikasur dan meraih boneka bearnya, “Beary, aku tak tahu apakah aku bisa mengucakan kata maaf padanya. Huh…” Hae Joong meletakkan bearnya dan duduk di pinggir kasur. Ia meraih bandul kalungnya dan menatap gambar namja dan yeoja itu, “Ya, aku harus mengatakannya…” ia mencium dengan lembut bandul yang berbentu namja itu.

***

Dara berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Langkahnya terhenti saat mendengar suara isakan Hae Joong dari balik kamar. Ia mengarahkan tangannya ke gagang pintu. Tapi Dara begitu takut untuk terlalu ikut campur dalam masalah Hae Joong. Ia mundur beberapa langkah dan kembali berjalan menuju dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil jus kotak dan duduk di kursi meja makan.

“Onnie… Kenapa kau tak pernah cerita padaku. Kenapa kau selalu cerita pada boneka. Apa yang bisa dilakukannya. Hanya diam dan melihat air mataku kembali mengalir. Aku ingin jadi bonekamu. Biarlah aku tak bisa berbuat apa-apa, yang penting kau menaruh kepercayaan padaku untuk mendengar ceritamu…” Dara meneguk jusnya.

Ponselnya bergetar. Dara mengambilnya di dalam saku hoodie yang sedang dipakainya, “Oppa… Yeobseyo, Oppa…”

“Ne. Bagaimana keadaanmu disana??” tanya Kyuhyun diseberang.

“Ya ampun…” Dara menepuk jidatnya, “Aku lupa memberitahumu kalau aku sudah kembali ke Seoul. Kami diusir…”

“Kenapa bisa??” Pasti karena ucapan kasar Hae Joong. Aku yakin, batin Kyuhyun.

“Ngg.. itu… aku tak sengaja memecahkan guci kerajaan. Raja begitu marah karena dia bilang itu adalah guci kesayangan mendiang istrinya. Makanya kami diusir…”

Kyuhyun menghela napas, “Apa kau yakin kau tidak berbohong??”

“…” dara terdiam.

“Kenapa kau berbohong karena ingin membela Hae Joong. Mungkin saja, setelah ini kau akan melakukan kebohongan yang lebih besar lagi untuk membelanya…”

“OPPAA!!” Bibir Dara bergetar, “Kau jangan berkata seperti itu! Dia kakakku!!”

“Tapi bukan kakak kandungmu. Kau harus ingat, dia siapa dan bagaimana perlakuannya padamu. Dia sama sekali tak menganggapmu sebagai adiknya. Kau kan yang bilang padaku, setiap hari kau sudah berbuat baik, tapi apa yang kau dpat?? Hanya ocehan dari mulutnya…”

Dahi Dara berkerut menahan airmatanya yang mengalir, “Oppa… Tapi aku saying padanya… Aku akan berusaha membuatnya berubah. Hiks…” Dara mengelap air matanya, “Oh ya, Oppa. Nanti malam kami, wyoung, Heechul dan jae Joong akan makan di cafemu. Onnie akan minta maaf pada Jae Joong Oppa. Dan dia sudah janji padaku…”

“Baiklah, kalau kau yakin Hae joong akan menurutimu. Tapi aku tidak akan ikut campur kalau terjadi keributan. Dan jangan salahkan aku kalau security akan menyuruh kalian keluar jika membuat kegaduhan.”

Dara tersenyum, “Akan ku usahan, Oppa. Kau juga ikut, kan?”

“Aku tidak bisa janji. Ya sudah, jaga dirimu ya… Anyong.”

“Annyong.. KLIK!” Dara menutup telponnya. Ia meneguk kembali jusnya sambil berpikir optimis kalau malam nanti semuanya akan berjalan lanacar.

Hae Joong dengan hati-hati menutup pintu kamar. Ia mendengar semuanya. Air matanya kembali mengalir. Ia menghempaskan tubuhnya dan memeluk erat bearnya, “Yah, semua orang membenciku. Tapi, aku tak boleh membuat Jae Joong semakin membenciku… Hiks…”

Pintu berdecit. Hae Joong segera mengusap air matanya dan menutup matanya. Dara mengintip dari balik pintu. Ia menghela napas saat mendapati Hae Joong yang tengah berbaring, “Onnie… aku sayang padamu…” ia pun kembali menutup pintu.

Air mata Hae Joong kembali mengalir. Kini lebih deras sehingga dadanya terasa begitu sakit.

***

“Aku tidak mau pergi! Kalian saja yang pergi. Aku tidak ingin lagi bertemu dengannya!!” Jae Joong duduk di kursi ruang tamu.

Wyoung duduk di hadapannya, “Kau harus pergi. Dara bilang, Hae Joong ingin mengatakan sesuatu padamu. Dan aku yakin, dia tidak mungkin menembakmu. Kalian kan bersaudara…”

“Jangan pernah kau bilang kalau dia adalah saudaraku!! Aku tak sudi punya saudara sekasar dia.”

Wyoung mengepalkan tinjunya. Tapi ia berusaha mengontrol emosi, mengingat ancaman Heechul untuk membeberkan rahasianya yang paling memalukan. Ia menarik napas dan menghembuskannya perlahan. Ia pindah duduk disamping Jae Joong, “Coba kau pikir. Dia itu wanita! Pasti perasaannya lebih sensitive. Mungkin saja setelah kejadian itu, dia berpikir ulang untuk meminta maaf padamu… Percaya padaku, aku kan pakarnya. Aku tau bagaimana halusnya perasaan seorang wanita itu.” Wyoung mulai membayangkan dirinya tengah berduaan dengan Hae Joong.

Jae Joong mendesah “Hm… Baiklah…”

“Gitu donk!!! Itu baru kakak iparku!!” Wyoung memeluk Jae Joong.

Tiba-tiba Heechul muncul dan shock melihat adegan itu. Ia segera menarik Wyoung dan merapikan baju Jae Joong, “Hei, Wyoung. Jangan peluk-peluk sunbaeku dong!!”

Wyoung mencibir, “Kalau gitu, aku sekarang mau pergi ke rumah Dara biar bisa memeluknya. Hahaha…”

“Awas saja kau… HUWAAAA” Heechul pun mengejara Wyoung yang sudah berlari ke jalanan.

Jae Joong geleng-geleng. Hatiny kini tengah galau dengan apa yang harus dikatakannya saat bertemu lagi dengan Hae Joong.

***

Akhirnya malam ini mereka pergi ke Screamo café dengan mobil Dara. Setibanya disana, Kyuhyun telah menyiapkan meja dan menu istimewa. Heechul dan Wyoung berdecak-decak saat es krim-es krim menggugah selera itu telah tiba dimejanya. Tapi Dara memukul tangan mereka yang ingin meraih es krim, “Tunggu dulu!”

Kyuhyun menghampiri mereka, “Wah wah kalian sudah datang rupanya. Selamat datang kembali di Seoul ya, Dara dan… Hae Joong.” ia melirik Hae Joong.

“Iya, Oppa!! Senang bertemu lagi denganmu.” Balas Dara sambil tersenyum. Ia mencolek paha Hae Joong, “Onnie!” bisiknya.

“Ah.. iya…” Hae Joong tersenyum seadanya.

“ya sudah. Kalian nikmati saja hidangannya. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku. Selamat menikmati!! ^^” Kyuhyun tersenyum dan berlalu. Ia melirik Hae Joong, anak itu, masih belum berubah ternyata…

“Hop!! Jangan ada yang makan dulu!!” Dara memukul lagi tangan Heechul dan Wyoung, “Sekarang kita masuk ke acara intinya. Ayo, Onnie…” Dara melirik Hae Joong.

Hae Joong tertunduk. Ia sedang bertarung dengan harga diri dan keegoisannya. Ia sudah bertekad malam ini untuk membuat Jae Joong tak semakin membencinya. Ia menatap Jae Joong, “Jae Joong ah…” ia menggigit bibirnya, “Maafkan aku. Aku benar-benar menyesal mengatkan hal itu padamu. Aku… aku sedng kacau waktu itu. Jadi maafkan aku. Aku benar-benar menyesal.” Hae Joong bangkit dari kursi dan membungkuk.

Tak ada jawaban. Jae Joong menutu rapat bibirnya. Sedangkan Hae Joong masih membungkuk.

Wyoung memberi kode pada Jae Joong agar berbicara. Akhirnya, ia menarik napas dan membuka mulutnya, “Ya… Ku maafkan kau, saudaraku…”

Hae Joong yang masih membungkuk tak bergeming. Ia terlalu takut untuk mendengar respon Jae Joong sehingga ia tak mendengar apa pun yang dikatakan Jae Joong. Jae Joong bangkit dan berdiri di samping Hae Joong, “Sampai kapan kau akan membungkuk? Aku sudah memaafkanmu…”

“Benarkah?”

“Ya!”

Hae Joong tersenyum dan segera memeluk Jae Joong sangat erat. Pengunjung café yang ada bertepuk tangan dengan sangat meriah. Malangnya, Wyoung pingsan karena shock. Heechul sibuk membangunkan Wyoung. Sedangkan Dara menitikkan air mata bahagia, seperti menonton film yang happy ending.

“Ternyata aku salah, kau sudah berubah…” Kyuhyun tersenyum dari sudut café.

“Onniee… Bagaimana kalau kau bernyanyi sebagai penebus dosamu??”

Hae Joong melepas pelukannya. Jae Joong berbisik di telinganya, “Bernyanyilah… Tapi jangan sampai telingaku jadi sakit.” Ia mencibir.

Hae Joong tersenyum dan mengangguk. Dara pun bersemangat dan mengamit lengan Hae Joong untuk naik ke atas stage. Setelah mereka –dg para pemain musik- mendapat keputusan untuk menyanyikan lagu apa, Dara kembali ke mejanya.

“Aku bertaruh, pasti suara Onnie sangat merdu!!” ucap dara dengan ambisius.

“Aku juga!!” ucap Wyoung tak kalah semangat.

“Aku juga!!’ heechul ikut-ikutan.

“dan aku… Pastinya!!!!” Jae Joong nyengir lebar.

Instrumen pun dimainkan. Hae Joong telah bersiap dengan micnya di atas stage. Ia tersenyum dan melambai ke arah Dara, Wyoung, Heechul dan Jae Joong. Dilihatnya, Jae Joong yang mengacungkan kedua jempolnya membuatnya semakin bersemangat.

“Dia akan bernyanyi??!” batin Kyuhyun, “Kurasa suaranya tidak…”

“Oneuldo nae giogeul ttarahemaeda… I gill kkeutseo seoseongineun na… Dasin bol sudo eomneun niga butjaba… Naneun tto I gireul mutneunda…’

Kyuhyun mengatupkan mulutnya. Ia menarik kembali kata-kata yang belum sempat di ucapkannya. Matanya berbinar-binar.

“Neol bogo shipdago… Tto ango shipdago… Jeo haneulbomyeo gidohageun naaalll…”

Hae Joong tersenyum. Tak sengaja bola matanya beradu dengan Kyuhyun. Jantungnya berdebar.

“Niga animyeon andwae… neo eobsin nan andwae… Na ireoke haru handareul tto illyeoneul… Na apado joha… Nae mam dachyeodo joha nan… Geurae nan neo hanaman saranghanikka…”

Hae Joong tersenyum lebar saat Dara dan yang lainnya melambaik-lambaikan tangannya mengikuti irama. Ia benar-benar bahagia. Baru kali ini ia bisa tersenyum selepas ini.

Kyuhyun memegang dadanya yang berdetak hebat. Ia kembali menatap Hae Joong yang bersiap-siap untuk mengeluarkan suara. Dan saat suaranya terdengar jelas, Kyuhyun kembali merasakan getaran yang hebat yang mengaliri seluruh tubuhnya, “Suara ini… angel’s voice… Aku… jatuh cinta padanya…” tanpa sadar Kyuhyun yang berdiri di sudut café terus menatap Hae joong sambil tersenyum lebar.

“Naega jikyeojul saram… naega saranghal saram nan… guerae nan neo hanamyeon chungbunhanikka… Neo hanaman sarang…hanikka…” Hae Joong membungkuk dan melirik Kyuhyun yang masih tersenyum padanya. Tuhan, apakah ini yang namanya cinta?

The end

[continue to Kemilau Cinta Kim Hae Joong JILID 2]

NB: serious!!!! I like the last part when Hae Joong looked at Kyuhyun with ‘It has to be you’ be that backsound. Omonaaaa ….

Nantikan kemesraan Hae Joong a.k.a Dwinta Wahyuni bersama Kyuhyun di JILID 2 KCKHJ… C U THERE!!!!!

dearest,

moedchuterz

PART 4

Isi cerita Kyuhyun…

Saat Hae Joong terburu-buru keluar dari café.

“Hei, Hae Joong!! Kau mau kemana???” teriak Kyuhyun sambil melambaikan tangannya.

Salah seorang pria berjubah hitam yang ditabrak tadi tersentak, “Ha??! Hae Joong, Boss!! Jangan-jangan…”

“Ayo kita kejar!!” ucap Yohwang yang langsung mengibas kerumunan orang yang menghalangi jalan keluar.

Lima orang pria berjubah hitam itu segera mengejar Hae Joong keluar café. Kyuhyun menyadari kalau hae Joong sedang dalam bahaya. Ia segera berlari mengikuti pria itu. Tapi terlambat, saat ia tiba di luar, kelima pria itu tengah mengerubungi Hae Joong di sudut jalan yang gelap. Dengan kemaskulinannya, Kyuhyun mendatangi tempat itu dan meninju wajah salah seorang pria berjubah hitam. Pria yang lain ingin membalas, tapi Yonhwang mencegahnya dan mengajak Kyuhyun untuk berbicara dengan damai. Sementara itu Hae Joong pasrah di tahan oleh dua pria berjubah hitam lainnya di bawah pohon.

“Sabar, anak muda… Aku hanya ingin membawa Hae Joong kembali ke kerajaan” jelas Yohwang dengan tenang.

Kyuhyun tertawa sebentar, “Hah, apa kau bilang?? Kerajaan??! Hare gene masih ada aja yang namanya kerajaan… Ahaha.. Gak masuk akal!” ia melipat tangannya di atas dada.

“Asal kau tau, dia itu anak Raja Kim Hyun Joong yang hilang. Kami hanya ditugaskan untuk mencarinya. Hanya itu. Kau tidak perlu mempercayai kerajaan itu masih ada atau tidak! Kami hanya ingin membawanya kembali…” Yohwang membungkuk.

“Biarkan saya berbicara dengannya sebentar.”

Yohwang mengangguk dan membawa Kyuhyun ke bawah pohon, dimana Hae Joong tengah mendengarkan dengan khidmat penjelasan dari pria berjubah hitam tentang asal-usulnya. Sesekali Hae Joong angguk-angguk, manggut-manggut, nguap, ngupil, tapi masih tetap dengan senyum ketus di bibirnya. Kyuhyun tiba di sana. Hae Joong meliriknya sebentar, kemudian kembali mendengarkan pria jubah hitam.

“Hei, kau…” Kyuhyun menarik ke belakang pundak dua pria jubah hitam agar memberinya celah untuk dapat berbicara dengan Hae Joong. Ia menatapnya tajam, “Kau ingin pergi bersama mereka??”

“Iya”

“Kau ingin pergi begitu saja tanpa pamit pada Dara??”

“Kau siapa??” ia tersenyum ketus kemudian menatap Yohwang, “Ayo, ahjussi, cepat bawa aku dari sini…” ia berjalan ke arah Yohwang yang berada di belakang Kyuhyun.

Kyuhyun menahan pundak Hae Joong dan menatap matanya, “Kau tidak tahu terimakasih. Seharusnya kau pergi setelah pamit pada Dara. Sungguh kakak yang buruk!”

Hae Joong merapatkan giginya menahan amarah. Tinjunya sudah dikepal. Tapi ia tak menghiraukan dan tetap berjalan menghampiri Yohwang. Kyuhyun menyentuh pundaknya yang disikut Hae Joong kasar. Ia benar-benar tak habis pikir, kenapa ia pergi kesini hanya untuk menolong wanita seperti Hae Joong.

“Terserah kau. Aku memang bukan siapa-siapa…” Kyuhyun pergi meninggalkan Hae Joong dan pria berjubah hitam. Ia mati-matian menahan emosinya.

Hae Joong menatap tajam Kyuhyun sampai punggungnya tak terlihat. Ia meminta Yohwang agar segera membawanya ke kerajaan.

Cerita Kyuhyun tamat…

Jae Joong terhenti dari tangisannya dan langsung tersentak menatap Kyuhyun, “Ka-kau bilang Raja Kim Hyun Joong???”

Kyuhyun mengangguk, “Kau kenal??”

Jae Joong menyeka air matanya dan segera bangkit, “Ayo kita temui Hae Joong sekarang!!”

Kyuhyun, Wyoung, Dara dan Heechul saling bertatapan dan mengepalkan tangan mereka serentak, “Ayo!!”

***

Tepat jam 11 malam mereka tiba di kerajaan. Jae Joong memimpin barisan untuk berjalan ke pintu. Kyuhyun masih menganga tak percaya melihat sebuah kastil megah yang ada dihadapannya. Ia menepuk-nepuk pipinya pelan. Sedangkan Wyoung, Dara dan Heechul tak kalah dahsyatnya. Mereka pingsan di tempat!

“Siapa?” tanya Raja Hyun Joong.

“Hm… anak anda, Tuan. Kim Jae Joong dan beberapa orang lainnya.” Jawab seorang petugas yang mengawasi monitor kerajaan.

“Suruh mereka masuk!”

“Baik, Tuan.” Petugas itu membungkuk dan segera turun ke halaman.

Pintu kerajaan yang sangaaaaat tinggi itu terbuka, “Silakan masuk! Tuan Kim Hyun Joong telah menunggu anda.”ucap petugas itu sambil membungkuk.

“Tapi…” Jae Joong melirik Wyoung, Dara dan Heechul yang terkapar.

Petugas itu mengerti dan memanggil beberapa temannya untuk membopong mereka. sementara seorang petugas membantu Kyuhyun –yang masih mangap- untuk berjalan. Jae Joong mengikuti mereka di belakang.

Sesampainya di dalam istana, Raja Hyun Joong telah duduk di kursi kerajaan dengan angkuhnya. Ia tersenyum, “Ada apa kau kembali lagi kesini??”

“Kami cuma ingin bertemu dengan kembaranku untuk yang terakhir kalinya” Jae Joong membungkuk.

“Hm, baiklah… Tapi jangan kau pengaruhi dia untuk pergi dari sini.” Raja mewanti-wanti.

Jae Joong mengangguk. Raja Hyun Joong kemudian menyuruh seorang petugas untuk menuntun Jae Joong ke kamar Hae Joong yang notabenenya adalah kamar Jae Joong sewaktu masih tinggal disini. Setelah petugas mengetuk pintu, Hae Joong keluar dari balik pintu yang terbuat dari emas 18 karat itu. Saling terkejutlah mereka saat bertatapan.

“Ka-kau Kim Hae Joong itu???” tanya Jae Joong sambil menunjuk-nunjuk Hae Joong.

“Iya..”

Jae Joong tersenyum sangat manis dan merentangkan tangannya untuk memeluk Hae Joong. Tapi tangannya berhenti di udara saat Hae Joong mengatakan, “Dan kau… Kim Jae Joong, si malapetaka…”

Jae Joong mendorong Hae Joong masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya. Ia kemudian mendorong Hae Joong hingga tersungkur ke lantai, “Kau jangan pernah berkata seperti itu lagi!! Ibu meninggal karena takdir!! Bukan karna melahirkanku!! Asal kau tau, mungkin Ayah akan mengusirmu setelah tau bagaimana kelakuan anak kesayangannya ini yang sebenarnya!!!”

Hae Joong tak bangkit. Ia tersenyum ketus dengan mata yang mulai berkaca-kaca, “Tapi kau… Kau yang membuatku hidup di luar. Di lingkungan yang begitu keras!! Kau tak tau bagaimana rasanya!!”

“Hei…” Jae Joong jongkok dihadapan Hae Joong, “Jangan pernah kau salahkan aku. Salahkan Ayah! Siapa suruh mengambilku. Dia pikir aku lah bayi yeojanya karena wajahku… tentu lebih manis daripada dirimu!!!” ia menatap mata Hae Joong.

Hae Joong tersenyum simpul, “Heh, kau bangga dengan wajah manismu itu. Itu tak lebih dari wajah seorang transgender!! Dan lihat, kau bangga!!”

PLAAAKK!! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Hae Joong. Bibir Jae Joong bergetar hebat. Matanya memerah, “Belum pernah seorang pun berkata seperti itu padaku… kau… aku menyesal berada disini! Aku menyesal bertemu denganmu! Dan aku menyesal memiliki saudara sepertimu. Seharusnya, aku tak usah kesini hanya untuk mengatakan selamat tinggal padamu, wahai Kim Hae Joong… Aku menyesal…” Air matanya mulai menitik. Tapi Jae Joong segera mengusapnya, “Bodohnya aku. Menangis karena seorang gadis sepertimu. Kau sungguh kasar…” ia pun bangkit dan berjalan ke pintu. Sebelum pintu dibuka, ia berbalik badan menatap Hae Joong, “YOU… ARE FUCK!!!” ia membuka pintu dan menutupnya dengan kasar.

“Hhh…” Hae Joong yang masih tersungkur di lantai tersenyum. Dengan cepat air matanya menitik, “Ini bukan salahku… Takdir yang membuatku seperti ini…”

***

“Ayo kita pulang!!” Jae Joong berlalu di hadapan yang lain –FYI, semua udah pada sadar ^^-.

“Apa Onnie akan tinggal disini selamanya???” Dara mengkerutkan dahinya.

Jae Joong tak menjawab. Ia tetap berjalan ke halaman kerajaan. Dara menyusulnya dan menahan lengan Jae Joong, “Apa yang kau katakan pada Onnie?? Kenapa ia tak ingin pulang?? Kau…”

“Kau coba buka matamu lebar-lebar. Setelah lama kau tinggal dengannya, apa kau tak sadar dia itu bagaimana??!! Mulutnya begitu kasar! Biarkan saja dia tinggal disini. Ayo kita pulang!!” Jae Joong menarik lengan Dara.

Dara melepaskannya dengan sekuat tenaga, “Lepaskan!!” akhirnya jae Joong melepasnya. Dara berdiri di hadapan Jae Joong, “Kau tak tau kenapa dia bersikap begitu dingin, kan? Asal kau tau, dia itu kesepian. Setiap malam tak sengaja ku dengar dia menangis sambil mengeluh tentang dirinya pada sebuah boneka. Aku tau, dia, kim Hae Joong seorang yang baik! Tapi karena sikapnya yang begitu dingin membuat semua orang mencap buruk dirinya. Seharusnya kau bisa memahami bagaimana hidup diluar tanpa belaian orang tua. Kau jangan egois!!” Dara tak kuasa lagi menahan air matanya, “Biarkan aku tinggal disini…”

Hati kecil Jae Joong sedikit tersentuh mendengar penjelasan itu. Tapi ia terlanjur sakit hati karena ucapan Hae Joong tadi. Sangat kasar! “Baiklah, terserah kau ingin pulang atau tidak. Yang jelas, sebelum dia minta maaf, aku masih menganggap dia sebagai orang yang kasar!” Jae Joong berlalu meninggalkan Dara.

Melihat hal itu, Kyuhyun, Wyoung dan Heechul menghampiri Dara yang terisak, “Kau kenapa, Daraku??” Heechul memegang kedua pipi Dara.

“Hiks… Hiks… Oppa… Apa Hae Joong Onnie orang yang kasar??” Dara menatap Heechul.

Heechul menggeleng, “Anni… dia memang kasar, tapi aku tau dia itu orang yang baik… Sudah jangan menangis…” ia mengusap air mata Dara.

“Apa Jae Joong bilang kalau Hae Joong itu kasar??” wyoung angkat bicara karena tak terima.

Dara menggigit bibirnya, “Ngg…” ia pun mengangguk.

Wyoung mengepal tinjunya dan menatap Jae Joong yang sedang berjalan ke pintu. Ia menghampirinya dan melayangkan sebuah pukulan pada tulang pipi Jae Joong. Heechul tersentak dan berlari menghampiri mereka. ia berusaha melindungi Jae Joong karena tak ingin wajah cantik sunbaenya itu terluka.

Sementara Dara dan Kyuhyun menatap pertengkaran itu dari jauh. Dara yang masih terisak memeluk Kyuhyun dan tambah histeris. Kyuhyun berusaha menenangkannya, “Sudah… Sekarang ayo kita pulang…”

Dara melepas pelukannya, “Anni… aku ingin tinggal disini!”

Dahi Kyuhyun berkerut, “Kenapa??”

“Aku ingin terus berada disisi Onnie… Hiks…” Dara kembali memeluk Kyuhyun.

Tidak masuk akal! Seharusnya wanita sekasar Hae Joong itu dibiarkan saja hidup sendiri tanpa ada yang kasihan padanya. Dan yang tak lebih masuk akal lagi, masih ada juga pria yang mencintainya…  That’s so weird! batin Kyuhyun sedikit geram.

To be continued…

[NG’s scene]

Jae Joong ia tidurkan di atas pahanya. Dengan hati-hati Heechul menempelkan handuk yang telah diberi obat merah pada wajah Jae Joong yang terluka akibat ditonjok Wyoung.

“Sunbae… Maaf ya…” Heechul menutup mata sambil mengarahkan handuk itu pada pipi Jae Joong dengan sangat hati-hati.

PLOK! Handuk itu menempel. Heechul menghela napas. Ia masih menutup matanya tak tega melihat wajah mulus Jae Joong yang terluka. Tapi ia heran, kenapa Jae Joong tak mengerang kesakitan. Ia pun membuka matanya perlahan-lahan.

“Mmmm…” Jae Joong menatapnya tajam.

Heechul sedikit tertawa, “Haha, ma-maaf sunbae… ku ulangi ya!” ucapnya sambil mengangkat handuk yang ternyata menempel di mata Jae Joong.

Kali ini harus tepat pada sasaran! batinnya. Setelah mengambil ancang-ancang, sambil menutup mata Heechul mengangkat handuk itu dan dengan secepat kilat menempelkannya pada pipi Jae Joong yang terluka.

“UWWAAAAAWWWWAWAWAWWAWAWAAAA!!! BAAABBBOOOO!!! SAAAKKIIIIITTTT!!!” Jae Joong dengan refleks menonjok mata Heechul.

Heechul meringis memegangi matanya, “Sekarang gantian, kau yang menempelkan handuk itu di mataku!”

Jae Joong bangkit sambil menangis memegangi pipinya, “Ogah!!” ia pun berlalu.

“SUNBAAEEEE JAHAAAATTTT!!! T^T”

PART 3

Hae Joong mengontrak sebuah rumah. Ia tinggal berdua dengan Park San Dara, gadis baik hati yang menemukan Hae Joong tengah mengikis tong sampah mencari bros indah pemberian Bu Yeul yang rencananya akan dia jual. Tapi, Dara berpikiran lain. Dia kira Hae Joong adalah seorang pengemis yang tengah mencari sisa makanan. Karena kebaikan dan ketabahan hati Dara,akhirnya Hae Joong mau tinggal serumah dengannya.

Dara berdiri di depan pintu kamar, “Onnie… Makanlah denganku…”

Hae Joong tak melirik, ia masih sibuk membolak-balik Koran mencari lowongan pekerjaan.

“Onnie…” Dara duduk disampingnya, “Makanan sudah dingin… Ayo kita makan ^^”

Hae Joong menjatuhkan korannya di atas meja, “Kau tak liat??! Aku sedang sibuk! Kau makan saja sendiri! Dasar, anak manja!!”

Dara tertunduk. Ia bangkit dan keluar dari kamar dan berjalan lesu menuju meja makan, “Huh… Kalau saja author kampungan itu tidak memberikanku karakter yang baik hati seperti ini, mungkin aku sudah memakan si Hae Joong itu!! Dasar, author gila!!” ia menyumpit nasi ke mulutnya.

Sudah berkali-kali Hae Joong membaca halaman lowongan pekerjaan di Koran itu, tapi tak ada pekerjaan yang cocok dengannya. Ia mengurut-urut pelipisnya dan bersandar di dinding.

“Onnie…” Dara mengintip dari balik pintu, “Kau menyanyi saja. Aku pernah dengar suaramu, dan sangat keren!!” ia mengacungkan kedua jempolnya.

Hae Joong menatapnya, “Menyanyi kau bilang. Hh, kapan kau dengar aku bernyanyi?? Setiap hari kau hanya mendengarku marah!”

“Waktu itu kau sedang di kamar… Aku masuk ke rumah, mungkin kau tak tahu. Ku lihat kau sedang bernyanyi di depan boneka itu…” Dara menunjuk boneka bear coklat yang ada di ranjang Hae Joong.

Hae Joong melirik tajam pada Dara. Dara tertunduk. Ia sudah siap dengan kata-kata kasar yang akan diterimanya. Walau bagaimana pun, ia tetap menyayangi Hae Joong karena Hae Joong mirip sekali dengan pembantunya yang sudah merawatnya sejak bayi. Ia berpikir, Hae Joong adalah renkarnasi pembantunya itu dan ia punya kewajiban untuk membalas semua kebaikan yang telah didapatnya. Yah, mata Dara sudah dibutakan oleh film-film Suzanna dan teman-teman. Ckckc… Padahal masih muda, sudah percaya dengan yang begituan. Sabar ya, Dar!!

“Tak ada salahnya… Antarkan aku ke tempat itu sekarang.”

Dara tersenyum, “Kau mendengarku? Kau mau mengikuti saranku, Onnie??”

“Cepat kau antar aku… Kalau tidak, aku tidak ingin mengikuti saranmu.” Hae Joong bangkit.

Dara mencegahnya, “Onnie, Onnie, chakkamma… Sore ini juga?? Baiklah, aku akan membawamu ke tempat les olah vokal ^^” ia membungkuk.

Dahi hae Joong berkerut, “Aku tidak ingin les vokal. Aku langsung ingin bekerja.” Ia berjalan ke arah dapur.

“Baiklah, Onnie. Sekarang juga akan ku antar kau ke café.”

“Ya. Tapi, aku ingin makan dulu.” Hae joong duduk di meja makan.

Dara tersenyum gembira dan segera dudk di hadapan Hae Joong sambil menyumpit nasinya dengan lahap, “Onnie, akhirnya… Aku senang!” batinnya.

***

Jae Joong tengah mengaduk mi gelasnya yang baru ia tuang dengan air panas. Sementara itu Wooyoung celingak-celinguk di jendela ruang tamu. Heechul, dia diam-diam lagi ngutak-atik koper Jae Joong untuk menemukan rahasia dibalik kecantikan itu.

Jae Joong meniup mienya sambil berjalan menghidupkan TV, “Eh? Wooyoung, ngapain lu??” ia menghampiri wooyoung [yg slanjutnya di tulis Wyoung]

“Sst… Gue lagi ngintipin gebetan gue. Noh, disono!” ia menunjuk sebuah rumah yang berada tepat di depannya, “Tapi…” Wyoung melirik Jae Joong, “Dia gak suka ma gue…” ia tertunduk dan menutup jendela.

Jae Joong menepuk pundak Wyoung, “Jangan berpikiran begitu dulu, bro! Bilang aja kalo lu suka ma dia…”

“Udah, bro. Tiap kali ketemu malah gue bilang suka ma dia… Huh…” ia berjalan ke ruang nonton.

Gila!! Tiap kali ketemu nembak tu cewek. Pantes aja gak diterima. Kayak psycho! Batin Jae Joong sambil membuntuti Wyoung.

Wyoung duduk di karpet sambil memeluk bantalnya dan mulai terisak, “bro… Bantu gue ya… hiks…”

Jae Joong hampir tersedak. Mienya hampir ia muntahkan kembali, “Cowok nangis! Bener-bener deh. Sepertinya hanya aku yang normal di kos-kosan ini!” gumamnya.

***

Setelah makan, Dara mengeluarkan mobilnya dan membawa Hae Joong ke café es krim milik kakak kelasnya saat SMA dulu. Akhirnya, mobil mereka berhenti di tempat parkir Screamo Café. Dara dan Hae Joong berjalan masuk ke dalam dan mengambil meja di dekat stage penyanyi yang sedang melantunkan sebuah tembang kenangan. Dara celingak-celinguk dengan ponsel yang menempel di telinganya. Ia sedang menghubungi Kyuhyun, sunbae sekaligus pemilik Screamo café.

“Ha, Dara! Dimana kau??” jawab Kyuhyun diseberang telpon.

“Aku sudah di cafemu. Aku ada di dekat stage. Lihat tanganku!!” Dara melambai-lambai agar Kyuhyun dapat melihatnya.

Kyuhyun tersenyum, “Ya, aku sudah melihatmu. Kau tunggu disana, ya!” ia mematikan telpon dan berjalan menghampiri meja Dara dan Hae Joong, “Hai, Dara…”

“Ah, Kyuhyun Oppa… Duduklah!” sambut Dara dengan senyum yang dimanis-maniskannya.

Kyuhyun mengambil tempat duduk di samping Dara dan di depan Hae Joong. Ia tersenyum saat Hae Joong meliriknya, “Hai… Kau Hae joong ya?”

“Iya…” jawabnya singkat dengan senyum yang ketus.

“Kasar sekali…” gumam Kyuhyun dan menghentikan senyumnya.

“Ah, Oppa. Kapan Onnie bisa mulai bernyanyi??”

“Terserah kapan dia mau. Aku permisi dulu. Masih banyak yang harus ku urus.” Kyuhyun membungkuk dan segera berlalu, “Huh, tidak sopan.” batinnya.

Dara tersenyum lebar dan memegang pundak Hae Joong, “Onnie, kau sudah bisa bernyanyi sekarang! Aku akan mengatakannya pada para pemain musik. Kau ingin menyanyikan lagu apa??”

“Terserah kau saja. Aku mau ke toilet sebentar…” Hae Joong beranjak dari meja dan berjalan menuju toilet.

Dara menghampiri para pemain musik dan merundingkan lagu apa yang paling diminati pengunjung café. Sedangkan Kyuhyun mengawasi Hae Joong yang baru masuk ke toilet, “Huh, aku tidak yakin dia punya suara yang bagus…”

Selang beberapa menit, Hae Joong keluar dari toilet dengan hati-hati sambil memastikan Dara tidak melihatnya. Ia berjalan terburu-buru tanpa sengaja menabrak beberapa orang berjubah hitam yang berada di depannya. Hae Joong tersungkur. Tanpa banyak adegan, ia segera bangkit dan kembali berjalan menuju pintu keluar.

“Hei, Hae Joong!! Kau mau kemana???” teriak Kyuhyun sambil melambaikan tangannya.

Salah seorang pria berjubah hitam yang ditabrak tadi tersentak, “Ha??! Hae Joong, Boss!! Jangan-jangan…”

“Ayo kita kejar!!” ucap Yohwang yang langsung mengibas kerumunan orang yang menghalangi jalan keluar.

***

Malam telah datang, tapi Heechul masih berada di luar rumah. Ia mendapat hukuman dari Jae Joong karena kepergok tengah mencoba masker yang baru dibeli Jae Joong. Alhasil, Heechul dibentak, dimarahi, dimaki-maki, dan terakhir dia disuruh cabut rumput di halaman. Mau tak mau ia harus melaksanakannya kalau tak ingin Jae Joong memusuhinya seumur hidup. Dengan penuh uraian air mata, Heechul menatap kuku-kukunya yang mulai dinodai tanah, “Hiks… Kuku-kuku yang dengan susah payah ku rawat… Eh?! Dara!!”

Heechul bangkit dari keterpurukannya mencabut rumput. Ia segera berlari menuju keran air dan mencuci bersih tangannya. Setelah merapikan sedikit rambutnya yang tampak lepek, Heechul berjalan dengan riang keluar pagar. Tapi ia terhenti saat melihat Kyuhyun juga keluar dari dalam mobil Dara. Heechul tak bergeming. Ia shock melihat adegan itu.

“Hei, Heechul Oppa!!!” Dara berteriak dari seberang sambil melambaikan tangan.

Apalah daya. Heechul terlanjur sakit hati melihat Kyuhyun. Ia membalas dengan lesu lambaian Dara dan berbalik arah menatap penuh napsu rerumputan yang berseliweran di halaman, “Huwaaaa!!!! Tidak!!! Darakuuuuu!!!!!” teriaknya sambil mencincang-cincang rumput yang innocent.

Pintu rumah dibuka. Tersembul dahi berkerut milik Wyoung, “Hei… Kau kenapa?? Mengganggu saja!”

Heechul menengadahkan kepalanya menatap Wyoung, “Wyoung… Hiks…”

“ASTAGAA!!!” Wyoung mundur beberapa langkah. Bagaimana tidak terkejut. Ia mendapati wajah heechul dengan rumput-rumput segar ditambah ingus yang meler kemana-mana *lebay*, “Ka-kau…. Kau ….”

“Daraakuuu…. Dia bersama pria lain disana…. Daraaakuu…” Heechul tertunduk kembali.

Wyoung menatap tajam Kyuhyun yang baru masuk ke rumah Dara. Ia mengepalkan tinjunya, “Jangan sampai dia juga menggoda Hae Joongku! HAEE JOONGGG TUNGGU AKANG WOYOUNGG!!!!”

Heechul tercengang saat melihat Wyoung penuh amarah menyebrang menuju rumah Dara. Ia segera memanggil Jae Joong dan bersama pergi ke sana agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

“Wyoung, kau….” Heechul tiba-tiba muncul dari balik pintu rumah Dara. Ia heran dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini. Tak ada keributan, tak ada pertumpahan darah, yang ada malah Wyoung menangis terisak di pundak Kyuhyun dan Dara berusaha menenangkannya, “A-ada apa ini??”

Dara menatap Heechul dengan sendu, “Oppa… Hae Joong Onnie… Dia hilang!!” ia pun terisak di pundak Wyoung.

Heechul spontan langsung duduk disamping Dara dan memindahkan kepala Dara ke pundaknya, “Menangislah sepuasnya…” ia pun tersenyum bahagia. Jantungnya berdegup kencang. Heechul is flying!

Melihat orang-orang pada sedih, Jae Joong terduduk dan matanya mulai berkaca-kaca. Entah kenapa ia ingat dengan Ayah dan kehidupannya di istana dulu. Air matanya telah menitik.

Mata Kyuhyun melirik Jae Joong, Wyoung, dan Dara bergantian. Ia heran, kenapa banyak yang sedih karena si wanita ketus itu hilang?? Ia tak habis pikir. Kyuhyun geleng-geleng kepala, “Dimana letak keadilan??” gumamnya.

“Hah…” ucap Wyoung sambil menghapus air matanya. Sepertinya ia baru mendapat pencerahan, “Kita tidak bisa berdiam diri saja!! Kita harus mencari Hae Joong!!” ucapnya dengan tangan yang dikepal dan mata membara.

Heechul melirik tajam, “Kau mau cari kemana?? Kita kan gak punya petunjuk apa-apa…”

Wyoung balas melirik, “Heh… Untuk Hae Joong, apa pun akan ku lakukan!! Aku pasti menemukannya!! Kau diam saja… Hei, kau tidak melihat Hae Joong pergi kemana setelah dari toilet??”

Dara menggeleng, “Aku tidak tahu. Aku sibuk dengan para pemain musik… Hiks…”

Heechul mengusap kepala Dara, “Cup cup cup…”

Kini Kyuhyun yang dilirik Wyoung, “Dan kau, apa tidak melihatnya??”

Kyuhyun menghela napas, “Sebenarnya aku tau dimana dia…”

“Apa kau bilang??? Kenapa tidak kasih tau dari tadi???” Wyoung mencengkram kerah kemeja Kyuhyun yang berada disampinya.

Dara tersentak dan segera menahan Wyoung dari belakang, “Oppa… Sabar dulu…”

Heechul ikut tersentak dan segera membantunya untuk menahan Wyoung dari belakang. Kini ia berada semakin dekat dengan Dara. Heechul is dying!!

Kyuhyun memperbaiki kerahnya dan tersenyum simpul, “Huh… Dia itu keras kepala sekali.” Kemudian ia menceritakan apa yang terjadi dengan Hae Joong tadi sore di cafenya….

PART 2

Jae Joong berjalan tertatih-tatih mendorong kopernya. Ia sudah pergi begitu jauh dari istana. Kini kerongkongannya benar-benar kering kerontang. Ditambah lagi badannya yang mulai berkeringat dan sedikit berbau karena Ayahnya tak mengijinkannya untuk mandi terlebih dahulu sebelum di usir. Alhasil, tampangnya kini entah bagimana. Sudahlah… tak usah didefenisikan. Nanti para bini Jae jadi ilfeel ^^v

Teriknya matahari membuat Jae Joong harus memberhentikan diri di sebuah warung kecil di tepi jalan. Untunglah, ia sudah diberi uang oleh Yohwang yang iba melihatnya. Saat masih di istana, Yohwang sangat baik padanya. Begitu pun sebaliknya. Akibatnya, pas Yohwang tau kalau Jae Joong di usir, ia menyelipkan beberapa lembar duit dalam koper Jae Joong *baca: beberapa lembar duit yang bisa digunakan untuk membeli 2 buah mobil limosin! Aihhh… Berapa tebel tuh!!*.

Jae Joong mengipas-ngipas rambutnya dengan bungkusan kripik tempe, “Aigoo… Panasnya…”

Seorang ahjumma pemilik warung menghampiri Jae Joong. Ia terkejut saat Jae Joong melihatnya. Seperti mengingatkannya pada seseorang yang telah lama meninggalkannya. Tanpa ahjumma itu sadari, matanya mulai berkaca-kaca. Hal itu membuat Jae Joong ketakutan dan bersiap-siap untuk pergi dari warung itu.

“Tunggu!” Ahjumma itu mengamit lengan Jae Joong, “Kau… mirip sekali dengan anak itu…”

Dahi Jae Joong berkerut. Ia melepas genggaman ahjumma itu, “Anak siapa?? Kau salah orang!!”

Ahjumma itu menggeleng. Ia mengatakannya sekali lagi. Jae Joong menjadi tambah bingung dan mulai emosi saat ahjumma itu kembali menggenggam lengannya. Jae Joong melepasnya dan segera lari terpontang-panting.

Ahjumma itu berteriak, “DENGARKAN AKU!! SAUDARA KEMBARMU KABUR DARI RUMAHKU!! KAU HARUS MENCARINYA!!!! HARUS!! AKU INI BIDAN YEUL NAE TEE, BIDAN YANG MEMBANTU IBUMU MELAHIRKAN KAU DAN KIM HAE JOOOONGGG!!!!! Hei KIM JAE JOONG!!”

Bidan Yeul Nae tee??! Kim Hae Joong??! Jae Joong terhenti perlahan. Ia melirik ke belakang dengan napas yang ngos-ngosan. Masih tampak olehnya ahjumma tadi. Dengan keyakinan yg teguh, ia kembali ke warung itu. Ahjumma itu tampak bahagia dan segera berlari. Ia merentangkan kedua tangannya untuk menyambut Jae Joong, tapi meleset. Jae Joong bukan datang untuknya, tapi ia lupa dengan koper besarnya yang tertinggal di dalam warung. Setelah yakin tak ada lagi yang tertinggal, Jae Joong kembali terpontang-panting.

“DENGARKAN AKU!! JIKA KAU TIDAK MENCARI SAUDARAMU, AKU YAKIN SESEORANG AKAN MENCELAKAKANNYA!! KAU HARUS PERCAYA!! SESEORANG YANG SEDANG BERGURU PADA KIM JOKO BODO YANG MUNGKIN AKAN MELAKUKANNYA.. HOIIII!!!! Ohok… Ohok…” Ahjumma itu tersungkur sambil memegangi lehernya. Tampaknya ia lupa kalau dirinya punya radang tenggorokkan yang sudah akut. Alhasil, ahjumma itu meninggal di tempat… *innalilalahi…*

***

Pencarian Kim Hae Joong dimulai! Yohwang dan beberapa pasukan berjubahhitam lainnya memulai penyelidikan dari rumah bidan tempat Hye Sun melahirkan 24 tahun silam. Tapi, seperti yang sudah mereka duga, bidan itu tidak lagi tinggal disana. Rumahnya kini sudah berubah menjadi MOL yang sangat megah! Karena sudah terlanjur tiba disana, Yohwang dan teman-teman refreshing sejenak sambil cuci mata melihat-lihat ciptaan Tuhan yang berseliweran di dalamnya.

Dua jam kemudian, pencarian pun dilanjutkan! Dengan berbekal keterangan orang-orang yang mereka temui di jalan, akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah kecil dengan warung lontong pecal di depannya. Tapi mereka saling mencolek kebingungan saat melihat wajah-wajah sendu dan mata sembab bergantian keluar dari dalam rumah. Ada apa gerangan?? Apakah lontong pecal buatan Bu Bidan terlalu pedas??

“Maaf, dek. Mau tanya, ini betul rumahnya Ibu Yeul Nae Tee??” tanya Yohwang pada seorang ABG yang baru keluar dari rumah itu.

Ia menggangguk sambil mengelap air matanya, “Tapi, dia baru saja meninggal…”

Yohwang gigit-gigit bibir, “Apa beliau masih punya saudara??”

“Masih..” ucapnya sambil tertunduk karena tak kuasa menahan tangis, “Tapi sepengetahuan saya, anakyang diasuhnya itu sudah kabur dari rumah 12 bulan yang lalu… karena itu lah dia menutup praktek bidannya dan membuka usaha lontong pecal. Asal anda tau, pecal buatannya sungguh tidak enak! Saya saja sampe mencret-mencret karena banyak banget cabe ijo yang dia masukkan. Huh… dan juga uang kembalian saya juga belum di bayarnya! Tapi mau gimana lagi, dia sudah meninggal… Saya jadi tak tega… Ngomong-ngomong anda…” ABG itu menengadahkan kepalanya, “Aish…!!! >< jadi, dari tadi saya ngomong sendiri??!!!”

***

So, dimanakah Hae Joong berada?? Kasih tau gak ya…Ya udah, untuk reader tercinta, apa sih yang tidak ^0^…

Hae Joong lagi-lagi melakukan pelanggaran terhadap hak-hak pembeli. Akibatnya, ia langsung dipecat dari pekerjaannya sebagai pelayan di toko es krim. Dengan emosi yang masih sangat meletup-letup karena sudah dipermalukan *masa sebelum di pecat, dia di suruh dance Abracadabra di tengah-tengah pelanggan yang sedang makan??! Tapi itulah tradisi toko es krim ini saat mau memecat karyawan =.=*, Hae Joong membuka kandang lebah -yang entah didapatnya darimana- itu, sehingga ratusan lebah keluar dari dalamnya dan tebang kesana-kemari menyengat seluruh manusia yang berada di dalam toko itu. Hae Joong yang mengintip dari luar tersenyum penuh kemenangan, “Sorry sorry sorry, coy… jangan remehkan aku…” ia pun berlenggang dengan manis menyusuri jalan di tengah Kota Seoul yang ramai.

Ia terhenti di depan sebuah toko baju. Dari balik dinding kaca toko itu, ia bisa melihat sebuah patung yang mengenakkan gaun pink dengan bulu-bulu putih sebagai rendanya. Bukannya berdecak kagum Hae joong malah tersenyum sinis sambil mengacungkan jempolnya yang mengarah ke bawah, “Heh, kenapa wanita begitu suka menggunakan gaun dan high heels agar dia dipuja-puja? Di mana harga diri wanita kalau begitu… Sangat mudah termakan puji-pujian.” Ia pun berlalu.

Seseorang yang berada di dalam toko itu tak sengaja memperhatikan Hae Joong. Ia tersenyum dan melirik patung dengan gaun yang glamour itu.

***

Langit sudah menguning dan sebentar lagi malam akan datang. Akan tetapi Jae Joong masih berjalan terhuyung dengan koper besar yang ditariknya. Wajahnya begitu pucat. Ia tak tahan lagi. Ia harus menemukan tempat untuk berlindung. Jae Joong yang bodoh, dia lupa akan duit tebal yang tersimpan rapi di dalam kopernya. Setelah author membisikkan padanya, ia langsung semangat 45 mencari tempat kos-kosan. Senyumnya yang sangat manis segera terkembang saat menemukan tempat yang dicari. Setelah bertanya jawab pada Ahjuma pemilik kos [ahjumma PK] yang sedikit genit, akhirnya Jae Joong resmi menjadi anak kos mulai hari ini!

Jae Joong menarik kopernya masuk ke dalam kamar yang lumayan luas dan masih tertata rapi. Ada tiga ranjang dan tiga lemari disini. Ranjang yang satu masih rapi, sedangkan yang dua lagi sudah berantakan dengan selimut dan seprei yang bergonjang-ganjing. Jae Joong yakin kalau dia akan tinggal bertiga di kamar ini. Siapakah teman sekamar Jae Joong?? Ada yang berminat, sebelum author akhirnya mengungkap identitas sang teman sekamarnya… Hayo hayo… DP nya 50 rb aja ^^ *diguyur bensin*.

“Ahh… akhirnya mandi juga!!!” Jae Joong menghidupkan shower dan mengusap tubuhnya dengan sabun. Badannya sudah sangat lengket dan menimbulkan aroma yang tidak wajar. Ia menggosok-gosok rambutnya dengan sangat bersih sambil bersenandung. Jae Joong tak lupa menggunakan body scrub agar kecantikan dan kelembutan kulitnya tetap terjaga. Pernah suatu hari ia sangat kagum pada kekenyalan kulitnya. Tanpa sadar dia sudah menggigit-gigit tangannya sendiri. Jae, pabbonika ><!!

Dengan hanya bertelanjang dada, Jae Joong keluar dari kamar mandi. Ia terkejut saat mendapati dua namja tengah mengendus-endus kopernya, “Hoi!! Ngapain kalian??”

Kedua namja itu melirik Jae Joong bersamaan dengan tatapan yang tajam. Tapi salah satu tatapan itu berubah menjadi tatapan kagum dengan mata yang berbinar-binar. Sang pemilik mata yang berbinar-binar itu mendekati Jae joong dan meraih tangannya, “Tanganmu juga lembut dan…” ia mencium tangan Jae Joong, “Harum… Baru kali ini aku melihat namja yang lebih cantik dari diriku. Aku mengaku kalah cantik darimu…” Ia tertunduk.

Dahi Jae Joong berkerut. Ia bergidik jijay pada namja berambut blonde ini, “Apa-apaan lu?? gue benci dibilang cantik!!”

Namja blonde itu segera menengadahkan kepalanya, “Aku betul-betul kagum padamu. Kau sangat rendah hati!! Oh, jadikan aku muridmu…” ia bersujud.

Jae Joong tak memperdulikannya dan berjalan ke kopernya yang terletak di samping lemari, “Hei, napa temen lu itu??”

“Gak usah dipikirin, dia emang gitu… lu anak kos baru itu ya?” tanya namja satu lagi yang berperawakan normal.

Jae Joong mengangguk. Ia menyorongkan baju kaus birunya, “Iya.. gue Kim Jae Joong..” ia menyodorkan tangannya.

“Gue Wooyoung.. *bener gitu gak tulisannya, Yun? Soale aku gak kenal Wooyoung.. hehe..*” ucapnya sambil menjabat tangan Jae Joong, “Benar-benar lembut…” batinnya.

Melihat hal itu, namja blonde segera melepaskan tangan Wooyoung dan menjabat tangan Jae Joong dengan kedua tangannya, “Aku, Kim Heechul… Bangaseumnida^^”

Jae Joong berusaha melepas tangan Heechul. Tapi tak bisa, sangat kuat! Akibatnya ia pasrah tangannya dicium habis-habisan oleh Heechul… *mian kalo Heechul tampak seperti hom* ^^v*

***

Kembali ke cerita Yohwang dan teman-teman. Mereka sudah mengumpulkan data-data tentang ‘anaknya’ Bu Yeul Nae Tee, yang tak lain tak bukan adalah kim Hae Joong itu sendiri. Dari informasi yang di dapat, hae Joong kabur dari rumah Bu Yeul Nae Tee karena dia tak ingin menjadi penerus profesi Bu Yeul. Karena Bu Yeul terus memaksanya, alhasil Hae Joong kabur dengan mengambil semua uang Bu Yeul. Oleh karena itu, Bu Yeul harus menjual alat-alat praktek bidannya demi melanjutkan hidupnya.

“Bagaimana ini, Boss?? Sudah larut malam…” keluh salah seorang pria berjubah hitam.

Yohwang menghela napas, “Baiklah… kita lanjutkan besok!”

to be continued…

***

Bonus [ff MOED] Kemilau Cinta Kim Hae Joong…

Di surga, ibu-ibu sedang mengadakan arisan di kediaman Go Hye sun…

Tok.. Tok.. tok…

“Ya, sebentar…” ucap Hye Sun yang sedang berbincang-bincang dg teman lamanya.

Saat pintu dibuka, Hye Sun terkejut dan segera memeluk Bu Yeul Nae Tee dengan erat, “Bu Bidan… Akhirnya kita ketemu lagi… ><”

“Iyyyahhh… Kittaahh ketemuhhh lagghhihh…” ucapnya dengan suara parau seperti rocker.

***

Title : Kemilau Cinta Kim Hae Joong

Author : moedchuterz

Genre : Comedy Romantic Action *mungkin*

Cast : Kim Hae Joong, Cho Kyuhyun, and other professional cast!!

NB : FF special to Dwinta Wahyuni a.k.a Yunjun… *nothing special comment for you.. You r the best!! You r perfect!! :p* Silakan, BCL (Baca, Komen, Like)… Semoga tidak garing dan menghibur perut yg tengah keroncongan di tengah Bulan Ramadahan ini… Senelumnya, Author minta maaf, minal aidin wal faidzin… Last, Selamat Berpuasa!! Selamat Menikmati!!

Kemilau Cinta Kim Hae Joong, action!!

PART 1

Alkisah di sebuah negri nan indah permai, tersebutlah seorang pangeran termahsyur nan elok rupawan. Kim Hyun Joong, begitulah namanya. Ia dikenal sebagai pribadi yang menarik dan bersahaja. Semua rakyat hidup sejahtera di bawah pimpinannya. Saat sang pangeran mulai beranjak dewasa, sang ayah, Raja Kim Jun Joong telah mempersiapkan calon istri untuknya. Seorang yeoja nan yeoppo sangat! Dia adalah Goo Hye Sun *nostalgia pemain BBF mode: on*. Seorang putri berdarah Korea-Jerman-Arab-Tegal-Uzbekhiztan yang sangat dikenal dengan kemahirannya dalam memproduksi boneka plastik a.k.a Barbie.

Akhirnya setelah melalui program PDKT yang sangat apik dan alot, pada pertengahan tahun 1985 mereka resmi menikah dan melakukan pesta besar-besaran dengan mengundang raja dan pangeran dari seluruh pelosok dunia. Namun, tanpa ada yang menyadari, salah seorang dari tamu undangan tersebut menyimpan dendam yang amat kesumat pada Kim Hyun Joong. Ia tak rela melihat Goo Hye Sun telah dipersunting. Kemudian ia pergi berkelana untuk berguru pada Kim Joko Bodo agar dapat menyusun strategi jitu untuk menyerang Kim Hyun Joong beserta kerajaannya. Namun, sampai saat author menulis ff ini, ia masih belum kembali dari perguruannya sehingga kehidupan di Kerajaan Joongjoong masih berjalan seperti biasanya, aman dan tentram.

Kembali pada cerita Kim Hyun Joong dan Goo Hye Sun pada tahun 1985…

Setelah pesta meriah selama 3 hari itu usai, mereka melanjutkannya dengan berbulan madu ke Indonesia, dimana mereka memilih Papua sebagai tempat tujuan. Dengan alasan, mereka ingin sekali bertemu dengan Funky Papua karena Goo Hye Sun mengidam untuk mencium Chun, Ongen dan Uya agar anak mereka kelak akan menjadi dancer kocak yang hebat dan bisa tembus sampai putaran grand final di IMB 175!!! *lebay*

Setelah menghabiskan waktu selama seminggu untuk bersosialisasi dan bertukar pikiran dengan petinggi-petinggi Papua, mereka kembali ke kerajaan dengan wajah berseri-seri karena Goo Hye Sun positif hamil! *chukkaeyo ^^* Mendengar khabar itu, Raja Kim Jun Joong dan Ratu Park Karam Bia mengadakan syukuran yang hanya dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak. Acara syukuran berlangsung meriah karena mereka mendatangkan Super Senior sebagai tamu kehormatan, dimana Super Senior merupakan Kakek para member Super Junior yang sedang marak-maraknya dibicarakan saat ini oleh seluruh remaja-remaja di dunia.

Suatu malam saat kehamilan Goo Hye Sun sudah menanjak 9 bulan 9 hari 23 jam…

Hyun Joong datang menghampiri Hye Sun dengan membawa sehelai kertas. Ia duduk disamping Hye Sun yang sedang berbaring di kasur.

“Chagi… Sebentar lagi kau akan melahirkan. Kita harus menemukan nama yang pantas untuk anak kita nanti. Aku sudah menyiapkan 10 nama yang harus kau seleksi. 5 nama namja dan 5 nama yeoja. Pilih dua terbaik dari kesepuluh nama ini…” terang Hyun Joong sambil menyodorkan kertas itu ke hadapan Hye Sun.

Hye Sun tersenyum. Tapi lama kelamaan senyumnya semakin lebar sehingga gigi-giginya terlihat jelas. Tak lama, suara cekikikan pun terdengar jelas. Hye Sun tertawa terpingkal-pingkal. Hyun Joong tak mengerti. Kemudian ia menepuk pundak Hye Sun untuk menyadarkannya, “Jagi… sadarr!! Hoii…”

Hye Sun berhenti, tapi bibirnya masih tersenyum, “Mianhe Oppa… Aku tak tahan untuk tertawa saat membaca nama-nama yang telah kau tulis… Kikikkkikk” Ia menggigit lidahnya agar tak tertawa lagi.

“Selucu itu kah?” Hyun Joong membaca kembali tulisannya, kemudian melirik Hye Sun, “Hmm… Tidak ada yang lucu. Aku sudah memikirkan nama-nama ini berkali-kali… Tapi, ayolah! Masa tidak ada satu pun nama yang nyangkut di hatimu…”

Hye Sun mengangguk, “Iya… Ada satu nama namja dan satu nama yeoja yang menarik.”

“Oh ya??!!” Hyun Joong tersenyum dan menatap mata Hye Sun, “Siapa??”

“Kim… AAUUUWWWWW!!!!!! *screaming* HUWWAAAEEEEE!!!! Oppa… sepertinya aku akan brojol!!! Cepat bawa aku ke bidan!!!” teriak Hye Sun sambil menjambak-jambak rambut Hyun Joong.

Hyun Joong bersusah payah melepas jambakan Hye Sun, tapi sial! Kuat sekali!! Hyun Joong pun akhirnya berteriak memanggil pelayan dan segera membawa Hye Sun ke rumah seorang bidan. Setelah Hye Sun diberi suntikan penenang, ia sudah bisa mengendalikan rasa sakitnya. Sementara itu, Hyun joong duduk cemas sambil menggigit jari-jarinya. Tiap sebentar ia melirik jam yang terpasang di dinding. Keringatnya mulai mengalir, lebih parah dari keringat Hye Sun yang tengah berjuang untuk melahirkan di dalam ruangan. Berkali-kali Raja dan Ratu menepuk-nepuk pundak Hyun Joong agar bersabar.

Seorang suster mengeluarkan kepalanya dari balik pintu, “Tuan Kim Hyun Joong, anda diharapkan masuk ke dalam ruangan!”

Hyun Joong segera menegakkan kepalanya dan berlari menghampiri sang suster, “Ada apa, Sus?? Bagaimana istri dan anak saya??”

Suster tersenyum dan mengamit tangan Hyun Joong untuk masuk ke dalam ruangan melahirkan *Suster ganjen ><*, “Anak anda telah lahir dengan selamat…”

Hyun Joong tersenyum sumringah. Ia mengguncang-guncang bahu suster tak percaya, “yang bener, Sus??? Anak saya namja apa yeoja??!!!!”

“Anak anda seorang yeoja nan geulis pisan… Tapi ada masalah yang serius dengan istri anda…” wajah suster itu terlihat meyakinkan.

Jantung Hyun Joong berdetak beribu kali lipat. Ia semakin mengguncang bahu sang suster dengan cengkraman yang begitu kuat, “Ada apa dengan istri saya?? Ada apa, Sus?? ADAA APAAAA???!!!” air mata Hyun Joong mulai mengalir.

“Sabar, Tuan.. Ayo ikut saya ke ruangan istri anda…” ucap si suster yang lagi-lagi mengamit tangan Hyun Joong.

Pintu ruangan dibuka. Hyun Joong segera menghampiri Hye Sun yang terbaring pucat di atas ranjang. Hye Sun tersenyum, “Oppa… Anak kita kembar dan sebentar lagi aku akan HUWAAAA *screaming* Suster!!!! Mau brojol lagiiii!!!!!!” teriak Hye Sun sembari menjambak pundak Hyun Joong.

Kali ini Hyun Joong mematung. Rasa sakit jambakan istrinya tak ia hiraukan. Tatapannya lurus ke bawah. Senyumnya mengembang. Hyun Joong melirik Hye Sun yang meringis, “Semangat!! Semangat!! Hwaiting, jagiiiyaa!!!!!” ucapnya penuh semangat sambil mengepal-ngepalkan tinjunya ke udara.

“Maaf, Tuan.. Anda harus keluar…” suster ganjen itu kini mengamit lengan Hyun Joong dan membawanya keluar.

Hyun Joong mengikuti dan sesekali melirik Hye Sun yang tersenyum sambil berusaha membrojolkan anak keduanya, “Jagi… Saranghaeyo..” bisiknya lembut.

Beberapa menit kemudian, sang suster ganjen kembali mengeluarkan kepalanya dari pintu. Hyun Joong yang melihatnya langsung masuk ke dalam ruangan. Ia menatap lurus ke ranjang Hye Sun. Ia mematung. Matanya mulai memanas saat melihat istrinya dibaluti selembar kain putih. Bibirnya bergetar hebat. Ada apa ini??!!!

“Tuan, selamat… Anak anda seorang namja! Tapi… istri anda…” ucap sang Bidan mendekati Hyun Joong.

Hyun Joong tak memperdulikannya. Ia langsung menarik kain putih itu dan memeluk erat tubuh Hye Sun yang sudah tak bernyawa lagi. Air matanya mengalir begitu deras, membuat wajah pucat Hye Sun menjadi basah. Ia mengecup bibir Hye Sun yang mulai kering, “Jagi… Kenapa?? Kenapa?? Hiks…” ia memeluk Hye Sun lebih erat.

Bidan dan suster ganjen saling melirik dengan tatapan iba. Suster itu menepuk pundak Hyun Joong, “Tuan… maafkan kami… Kam…”

“MAAFF???!!! Maaf katamu??!!” Hyun Joong segera menarik kerah suster ganjen, “Bagaimana mungkin aku bisa memaafkanmu. Istriku meninggal karena…” ia melirik bayi namjanya yang baru saja dilahirkan Hye Sun yang sedang di gendong oleh Bu Bidan. Ia merebutnya dan menekan pipi bayi mungil itu, “Ini semua gara-gara kau!! Seandainya kau tidak dilahirkan, istriku mungkin masih hidup!! Aku benci padamu!! Ku bunuh kau!!!!” teriaknya seperti orang kesetanan sambil mencekik leher bayi itu.

Bu Bidan dan suster ganjen refleks segera merebut bayi itu dan mendorong Hyun Joong hingga tersandar di dinding. Aksi lotot-melotot antara suster ganjen dan Hyun Joong pun terjadi. Tapi akhirnya, Hyun Joong menatap Bu Bidan yang sedang merayu bayinya yang menangis histeris. Setelah diam, Bu Bidan meletakkannya di sebelah box kembarannya.

Dengan napas yang terengah-engah menahan rasa sakit hatinya, Hyun Joong mendekati Bu Bidan yang masih berada di dekat box. Ia tersenyum pada Bu Bidan sambil melirik wajah kedua anaknya, “Istriku mianhae, aku harus meninggalkan bayi namja yang membuatmu menghembuskan napas terakhir… Dan mengambil bayi yeoja kita yg akan ku rawat sepenuh jiwaku…” bisiknya dalam hati.

“Tu-tuan…” ucap Bu Bidan ragu-ragu karena takut sendainya Hyun Joong juga akan mencekram kerah bajunya, “ A… ada pesan terakhir yang disampaikan istri anda…”

Hyun Joong melirik Bu Bidan yang terkejut, “Apa??”

“Dia mengatakan, nama yang pantas untuk anak kembar anda adalah itu… begitu…” Bu Bidan menunjuk papan nama pada masing-masing box, “permisi Tuan, kami akan segera membawa jenazah istri anda…” Bu Bidan berlalu.

“Tunggu…” Hyun Joong mencegat Bu Bidan, “Biarkan saya memandang wajah Hye Sun untuk terakhir kalinya…” air mata Hyun Joong kembali mengalir.

Bu Bidan mengangguk dan Hyun Joong segera menghampiri ranjang Hye Sun dan memeluknya erat sambil mengecup bibir Hye Sun dengan air mata yang semakin deras, “Jagiya… Saranghaeyo… Yongwonhi…” ucapnya.

Akhirnya ranjang Hye Sun di bawa ke ruang lain untuk segera dimandikan, disolatkan, dikafankan, dan dikuburkan *just kidding! lol*. Tinggallah Hyun Joong dan suster ganjen di dalam ruangan ini. Ia kembali menghampiri box anak kembarnya. Tekadnya sudah bulat untuk segera membawa bayi yeojanya dan meninggalkan si namja pembawa bencana.

“Maaf, Tuan… Saya ada urusan sebentar. Permisi…” ucap si suster ganjen.

“Iya…” Hyun Joong menyeringai. Setelah memastikan si suster telah keluar, ia menatap bayi-bayi mungilnya yang sedang terlelap, Kim Hae joong dan Kim Jae Joong… Nama mereka telah ditulis di samping box. Hyun Joong melirik Kim Jae Joong yang lebih manis dari Kim hae Joong, “Aku yakin. Kau, Kim Hae Joong, kau harus menerima akibatnya..” bisiknya dan segera membawa pergi Kim Jae Joong.

Tinggallah Kim Hae Joong seorang diri. Perlahan-lahan ia membuka matanya dan melirik sekitar ruangan, “Hah?!! Appa!!! Kenapa aku yang kau tinggalkan??? Aku bukan bayi namja!!! Akulah bayi yeojamu!! T~T” teriaknya dalam hati.

***

24 years later…

“Dasar, Appa babbo!! Sudah 24 tahun bersama, baru tau kalau aku ini namja!! Huh… Apa aku begitu manis??” gumam Jae Joong sambil mendorong koper besarnya keluar dari istana.

“YOHWANGG!!!!” teriak Raja Hyun Joong memanggil kaki tangannya.

“Siapp, Tuan!!!” Yohwang segera menunduk pada raja, “Ada yang bisa saya bantu, Tuan??”

“Hmm… Segera temukan anak saya yang hilang. Kau cari mulai dari rumah Bidan Yeul Nae tee, tempat anak-anak saya dilahirkan… Carilah seorang gadis yang bernama Kim Hae Joong…” ucapnya sambil mengusap-usap jenggot panjangnya.

To be continued…

Happy Birthday, Lee Hyuk Jae

Posted: Agustus 21, 2010 in fanfiction, oneshot

OneShoot FF “Special Eunhyuk Birthday”

Title      : Best Gift in My Life is…

Author  : moedchuterz

Cast     : Uri anchovy, Lee Hyuk Jae and others

NB       : FF special Eunhyuk birthday..!!! Kya ❤ w ❤ my lovely husband *digaruk elf* saengil chukkae hamnida… *spechless*

Langsung saja!!! *sekali lagi saya ingatkan, untuk mengkritik habis2an FF ini. Krna itu akan memacu saya untuk membuat FF dg lebih baik lagi. Komen di grup wall ya… ^^*

——————————————————————————————————

Sial!! Tak satu pun yang berhasil ku ingat. Berkali-kali ku pukul kepala ini agar ingatan itu kembali terngiang. Aish, aku tak bisa!!. Bukannya aku amnesia, hanya saja aku tak ingat apa yang terjadi sebelumnya sehingga aku bisa terbaring di ruangan yang diselimuti atmosfer bau obat-obatan ini. Aku ingat siapa diriku, keluargaku, teman-temanku, dan semuanya aku ingat. Tapi aneh, tiba-tiba saja setelah aku membuka mata, semuanya berubah. Tubuhku menyusut dan terasa sakit. Selang infus terpasang di hidung dan di tangan mungilku.

Suara langkah kaki sepertinya mendekati ruanganku. Samar-samar ku dengar seorang wanita berbicara dengan seorang pria.

“Pak, apakah anakku akan baik-baik saja?” tanya wanita itu.

Anak?? Suara itu!! Ibu!! Kenapa bisa??! Jadi, sekarang … Tapi…

“Yah, kita sama-sama berdoa pada Tuhan, Bu.”

Gagang pintu di putar. Mereka perlahan-lahan berjalan mendekatiku. Tapi, tiba-tiba saja mataku kembali tertutup. Sulit untuk dibuka. Tanganku tak bisa digerakkan sedikit pun. Apa yang sebenarnya terjadi?? Tunggu, aku masih bisa mendengar percakapan mereka.

Aku merasakan Ibu menggenggam lembut tanganku. Tangan ibu terasa lebih besar. Ia terisak, “Hyuk Jae… Kau harus kuat. Hiks, kau harus bangun… Ibu akan membuatkan gimbap ikan lagi untukmu… Pintamu sebagai hadiah di hari ulang tahun… Hiks…”

Air mata ibu menetes mengenai lenganku. Akhirnya aku bertemu ibu kembali. Meski pun tak melihatnya, rasa rinduku sedikit terobati.

Sekuat tenaga ku coba untuk menggerakkan tanganku. Ku coba membuka mata. Mustahil!! Ya, sekarang aku bisa merasakan apa yang ibu rasakan 17 tahun yang lalu. Saat aku menangisinya, ibu pasti mendengarku dan ingin menangis. Saat aku mengelus rambutnya, ibu pasti juga ingin mengelusku. Ya, memang sulit untuk di lakukan. Tapi setidaknya, aku bisa mendengar suara ibu kembali. Terimakasih Tuhan. Meski pun ini adalah mimpi, aku ingin terus berada di sini.

***

Sudah dua hari aku di rawat tanpa ada perkembangan sedikit pun. Aku bosan hanya bisa berbaring dan menerima makanan dari selang. Aku ingin lekas sembuh. Aku ingin melihat ibu tersenyum bahagia, walau pun aku masih belum bisa mempercayai ini semua. Sekali lagi, terima kasih Tuhan.

Indera pendengararanku mulai beraksi. Seseorang, tidak! Lebih dari satu, berjalan mendekati pintu. Mereka masuk dan menghampiriku. Aroma ini, kimbap ikan buatan ibu! Ya, aku tau persis! Berarti, hari ini adalah ulang tahunku yang ke 24, oh tidak. Untuk saat ini, umurku baru 7 tahun. Mimpi yang sungguh panjang dan menguras air mata.

“Hyuk Jae, ini kadomu. Ku harap kau menyukainya…”

Ku dengar suara sendok yang beradu dengan piring. Kimbap itu kini menyentuh bibirku yang terasa kering. Tuhan, aku ingin memakannya. Aku mohon, biarlah mataku belum bisa terbuka. Tapi aku bisa memakannya. Oh, bisa ku rasakan ibu mulai menitikkan air mata.

“Ayo, nak! Bukalah mulutmu… Ibu mohon… Hiks…” Ibu semakin mendorong kimbap itu ke bibirku.

“Bu, Hyuk Jae belum sadar! Ia tak mungkin bisa memakannya!!” suara Ayah menggema di telingaku.

“Hiks… Anni!! Dia pasti memakan gimbap kesukaannya…Pasti!! Ayo, Hyuk Jae!! Buka mulutmu!” Ibu tetap mencoba mendorong kimbab itu.

“Terserah kau lah…”

Pintu ruangan dibuka. Ku rasa ayah meninggalkan ibu bersamaku di ruangan ini. Ibu, mianhae… Aku tak bisa! Sekuat apa pun kau mencoba, tapi aku tak berdaya! Ibu, jangan menangis…

Sepertinya ibu putus asa. Ia meletakkan piring kimbap di atas meja dan keluar menyusul ayah. Ku dengar suara tangisnya semakin membesar.

Aku terkejut. Dengan mudah mataku bisa terbuka dan tanganku mampu bergerak.

“Ib… hu… ibb…” ku coba untuk memanggil ibu. Oh Tuhan, suaraku serak!

Aku bangkit dengan hati-hati. Ku raih kimbab yang berada di atas meja. Aku tersenyum bahagia saat berhasil menggigit kimbap itu. Aku mengunyahnya dengan uraian air mata, “Terima kasih Tuhan…”

Lima potong kimbap telah masuk ke perutku. Kali ini aku benar-benar mengantuk. Ku rebahkan kembali tubuhku. Tapi aku tak langsung menutup mata. Aku ingin menunggu ibu agar bisa melihatku. Ia pasti tersenyum bahagia. Rasa kantuk yang amat besar membuatku tak bisa membuka mata lebih lama lagi. Aku mulai tertidur. Tepat di saat mataku tlah tertutup, ibu menghampiri ranjangku.

Tangan ibu menyentuh bibirku, “Kimbap??! Kau memakannya…” Ibu memelukku.

***

Ku regangkan tubuhku, memutarnya ke kiri dan ke kanan. Mataku berair dan perih saat di buka. Aku tercekat! Aku telah kembali! Tapi, aroma kimbap masih tercium. Apakah aku benar-benar telah menjadi Hyuk Jae 24 tahun?? Ku yakin, sudah!

Aku keluar dari kamar dan berjalan menelusuri aroma itu. Aku berjalan melewati box tempat tidur buah hatiku. Bayi tampan yang sedang tertidur pulas. Aku kembali mengikuti aromanya.

Dari balik pintu dapur, ku lihat wanitaku sedang menggoreng ikan untuk kimbap. Aku teringat dengan janji ibu yang akan membuatkanku kimbap saat ulang tahun. Tapi, saat memasak, tiba-tiba saja kompor itu meledak dan api dengan cepat menyambar ibu beserta rumah. Aku yang sedang bermain segera memanggil ayah dan mengeluarkan ibu. Untung saja ibu masih bisa di bawa ke rumah sakit. Tapi, setelah koma selama 4 hari, ibu menghembuskan nafas terakhirnya. Sejak saat itu, aku tak ingin menyuruh siapa pun untuk membuatkan kimbap untukku.

Ragu-ragu aku menghampiri Ara, wanita yang baru setahun aku nikahi. Ia terlihat asyik menyusun isi kimbap.

“Jagi… akk… aku bantu ya.” Aku berdiri di sampingnya.

Ia tersenyum dan mengambil sebuah kimbal dari dalam lemari, “Ini. Kau pakai ini untuk menggulungnya…”

“Ne..” aku mengambilnya dan mulai meletakkan rumput laut yang telah diisi nasi, sayur, dan tentunya ikan di atas kimbal. Aku sebenarnya sudah biasa melakukan ini, tapi itu semua tak pernah lagi ku lakukan setelah kejadian itu.

“Kenapa kau tiba-tiba membuat kimbap ikan?”

“Aku teringat cerita yang kau katakan tentang ibumu. Kau ingin kimbap ikan saat ulang tahunmu… makanya, aku ingin membuatkanmu kimbap hari ini…” Ara membalikkan gorengan ikannya.

“Jadi, sekarang tanggal 4 ya??” aku benar-benar tidak menyadarinya.

Ara menatapku. Ia mencubit ke dua pipiku, “Kau lucu… Bercandamu gak keren…” ia kembali melanjutkan masaknya.

Aku menyentuh bekas cubitan Ara. Jadi, ibu membayar janjinya padaku melalui mimpi itu. Ku letakkan tanganku di pinggir meja dapur, aku tertunduk. Tak terasa, air mataku menetes mengenai kimbap yang belum ku gulung.

“Oppa, kau kenapa?” Ara menyentuh pundakku.

“Aku mimpi ibu… hiks… Aku memakan kimbap buatannya. Dan ibu memelukku dengan hangat…”

Ara mengangkat ikannya dari wajan dan mematikan kompor. Ia membawaku untuk duduk di meja makan, “Bagaimana mimpimu?”

Aku menceritakan semuanya pada Ara. Ku lihat, matanya mulai berkaca-kaca dan tangisnya pun pecah. Aku merangkulnya. Ku peluk ia erat, berharap kecelakaan yang di alami ibu tak terjadi pada Ara. Ibu, wanita pertamaku tak kan ada yang bisa menggantikanmu. Semoga kau bisa tersenyum melihat diriku dari atas sana…

***

“Saengil chukkae hamnida… saengil chukkae hamnida… tiup lilinnya… tiup lilinnya…” ucap Ara sambil bertepuk tangan.

Aku menutup mata, membuat sebuah harapan besar di dalam hati, “Tuhan, terimakasih atas segalanya. Terimakasih atas wanita cantik yang tlah Kau pertemukan denganku. Terimakasih atas bayi tampan yang tlah Kau titipkan pada kami. Semoga kebahagiaan ini tak kan pernah hilang dan akan bertahan sampai kapan pun. Dan untuk ibu, semoga kau bahagia di surga. Amin”

Ku hirup napas panjang, kemudian menghembuskannya agar api lilin padam. Kemudian ku lepaskan lilin itu dari kimbap. Ya, Ara mengganti kuenya dengan kimbap ikan kesukaanku yang sangaaaat besar. Aku mengambil pisau dan memotongnya menjadi beberapa bagian. Suapan pertama, ku berikan pada Ara. Ia tersenyum. Suapan ke dua, tentunya untuk diriku.

Tiba-tiba Jae Ra menangis. Kami segera menghampiri boxnya. Ara memegang kasurnya, tapi tak basah. Anehnya, Jae Ra berhenti menangis dan tidur kembali. Aku dan Ara geleng-geleng melihat tingkahnya.

Ya, inilah kado terindah dalam hidupku. Aku tak menyesal karena menikah muda. Karena aku mendapatkan wanita yang sangat menyayangiku dan bayi yang sangat lucu. Aku bahagia dengan keluarga kecil dan sederhana ini.

Aku bangga pada ibu yang telah mengajarkanku pada kenyataan hidup yang kadang tak sesuai harapan. Aku bangga pada ayah yang dengan sabar merawatku hingga saat ini. Aku bangga dengan hidupku yang nyaris sempurna.

Ara tersenyum padaku, “Oppa, saranghaeyo…”

“Ne, jeongmal saranghae…”

Wajah kami semakin mendekat. Ku kecup bibirnya dengan lembut. Berharap hidupku akan terus bahagia bersama kado terindah yang tlah Tuhan berikan padaku…

Terima kasih semuanya…

The End

——————————————————————————————————-

*author nangis bombay T~T*

❤ moedchuterz ❤